Tjokorda Istri Rai Manik, Perempuan di Pusaran Orang Gila di RS Jiwa Bangli
Pasien Datang Kondisi Parah, Masuk Instalasi Gelisah
Minggu, 10 Januari 2010 – 00:26 WIB
Selain itu, setiab Sabtu siang pasien diberikan waktu menyalurkan kreasi di rumah sakit seluas 7,8 hektare. Yang pintar menbaca puisi diberikan waktu untuk membaca puisi dan lainnya. Semua itu untuk rekreasi mereka," ungkapnya.
Pasien yang sudah agak sembuh pun tidak menganggur di RS tersebut. Mereka diajari dan diminta untuk membuat berbagai keterampilan. Misalnya, keterampilan membuat batako. Kegiatan membuat batako dilaksanakan pukul 08.00"13.00. "Ini bukan pekerjaan. Jadi tidak ada tuntutan target berapa batako harus bisa dihasilkan. Ini memang murni bertujuan merangsang ingatan mereka agar tidak melamun," tuturnya.
Untuk lebih memotivasi para pasien, pegawai RS membeli batako hasil karya pasien. Satu batako dihargai Rp 1.100. Uang hasil penjualan digunakan kembali untuk kepentingan para pasien. Misalnya, untuk membeli bahan-bahan berikut kopi dan makanan camilan. "Jadi, semua kembali untuk pasien. Kami pihak RS tidak mengambil sepeser pun," ungkapnya.
Pasien perempuan juga diajari berbagai keterampilan. Misalnya, membuat bantal hingga sarung, sprei, dupa, dan beragam kerajinan yang lain. Harganya bervariasi. Mulai Rp 5.000 hingga belasan ribu rupiah.
Sudah hampir dua tahun ini RS Jiwa Bangli sebagai satu-satunya RS Jiwa yang ada di Bali dipimpin oleh seorang wanita. Dia adalah Tjokorda Istri Rai
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor