Toilet dan Kecepatan Kereta

Toilet dan Kecepatan Kereta
Dahlan Iskan.

jpnn.com - Di edisi hari ini saya komentari beberapa catatan tentang kereta api dan kunonya uang tunai sebagai berikut;

Ahmad Fakhtimihaqi:
Tapi kalo ke toilet tetap bayar tunai kan pak..hehehe

Tiga hari ini saya belum ke toilet umum. Jadi maafkan. Belum bisa jawab.

Memang soal toilet ini masih masalah bagi saya. Umumnya masih kurang bersih. Dan masih berbau. Masih banyak juga toilet jongkok. Yang tidak nyaman bagi yang sudah terbiasa di toilet duduk.

Tapi saya tidak mengeluh. Pertama, dibanding dulu sudah jauh berbeda. Duluuuu… di Tiongkok kita tidak perlu bertanya di mana toilet. Dari jauh pun kita sudah tahu di mana arah toilet: dari baunya.

Kini sudah tidak begitu lagi. Pemerintah menyadari toilet (dan kebiasaaan meludah di sembarang tempat) harus diubah. Bahkan disebut harus ada revolusi toilet.

Sudah banyak toilet duduk dan toilet bersih. Tapi kebiasaan lama tidak mudah begitu saja direvolusi. Kebiasaan meludah di sembarang tempat juga sudah jauh berkurang. Hampir tidak ada lagi. Hampir.

Saya masih ingat awal-awal ke Tiongkok dulu. Di kantor-kantor, di koridornya, saya lihat selalu ada baskom berderet. Atau bejana. Untuk tempat meludah. Kini tidak ada lagi pemandangan seperti itu.

Duluuuu… di Tiongkok kita tidak perlu bertanya di mana toilet. Dari jauh pun kita sudah tahu di mana arah toilet: dari baunya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News