Tokoh Muslim Rohingya Dibantai Sesama Pengungsi, Korban Perang Ideologi?

Tokoh Muslim Rohingya Dibantai Sesama Pengungsi, Korban Perang Ideologi?
Pengungsi Rohingya berkumpul untuk memperingati dua tahun eksodus di kamp Kutupalong di Cox Bazar, Bangladesh, Minggu (25/8/2019). Foto: REUTERS/Rafiquar Rahman

Dia adalah pemimpin Masyarakat Rohingya Arakan bagi Perdamaian dan Hak Asasi Manusia yang didirikan pada 2017 untuk mendokumentasikan kekejaman terhadap Rohingya di Myanmar dan memberi mereka suara dalam pembicaraan internasional tentang masa depan Rohingya.

Namun figurnya yang populer telah menjadikannya target dari kelompok garis keras yang menginginkan kematiannya.

"Jika saya mati, tak masalah. Saya akan berikan nyawa saya," katanya kepada Reuters.

Pembunuhan itu telah memantik kesedihan dan kemarahan orang-orang di kamp itu, lokasi pengungsian terbesar di dunia.

Beberapa orang yang diwawancarai Reuters mengatakan pembunuhan tersebut adalah bukti terbaru kekerasan yang meningkat saat gerombolan bersenjata dan ekstremis berebut kekuasaan di Cox's Bazar.

Dalam video yang beredar di media sosial, saudara Mohib Ullah, Habib Ullah, mengaku menyaksikan pembunuhan itu dan menyalahkan Tentara Penyelamatan Rohingya Arakan (ARSA), kelompok bersenjata yang aktif di kamp tersebut.

"Mereka membunuhnya karena dia pemimpin dan semua orang Rohingya patuh padanya," kata Habib Ullah.

Sebelum menembak, "Mereka mengatakan dia tak bisa jadi pemimpin Rohingya dan tak akan ada pemimpin bagi Rohingya," kata dia.

Mohib Ullah, yang berusia 40-an, dibunuh oleh sekelompok orang bersenjata di sebuah kamp di Cox's Bazar, Rabu malam

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News