Tolak Madrasah Diniyah jadi Ekskul sejajar Futsal atau Musik

Tolak Madrasah Diniyah jadi Ekskul sejajar Futsal atau Musik
Bu Guru dan siswa di kelas. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

Menurutnya dengan penerapan sekolah lima hari, 500 ribu anak madin itu tidak bisa lagi belajar di madin.

Kekhawatiran Kamaruddin itu memang beralasan. Sebab dalam simulasi jadwal pelajaran di sekolah lima hari untuk jenjang SMP dan SMA, rata-rata siswa pulang pukul 15.00.

Khusus untuk jenjang SMP misalnya, hanya ada waktu satu jam (14.00 – 15.00) untuk ekstrakurikuler. Itupun hanya tersedia pada Senin sampai Kamis. Sebab Jumat sudah dikapling untuk ekstrakurikuler Pramuka.

Sementara untuk jenjang SMA sederajat, pemberlakuan sekolah lima hari otomatis menghapus jam untuk ekstrakurikuler. Sebab kegiatan wajib atau intrakurikuler sudah memakan waktu sampai pukul 15.00.

’’Yang paling memungkinkan itu di SD. Itupun mepet sekali waktunya,’’ jelasnya. Untuk kelas IV, V, dan VI SD kegiatan intrakurikuler selesai pukul 12.10.

Tetapi jika di SD masih ada kegiatan ekstrakurikuler, dia khawatir minat anak SD untuk ikut madin berkurang. Sebab anak-anak SD lebih memilih ekstrakurikuler yang ada di sekolah.

Di dalam draft Perpres sejatinya sudah ada ketentuan bahwa Kemenag diperbolehkan tidak menerapkan sekolah lima hari dalam sepekan.

Namun Kamaruddin menegaskan sasaran madin itu bukan siswa dari madrasah. Tetapi siswa dari sekolah umum (SD, SMP, dan SMA/SMK).

Kebijakan sekolah lima hari juga alot di internal pemerintah. Pada 9 Agustus lalu sudah keluar rancangan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Penguatan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News