Tole Iskandar dan Kaum Belanda Depok

Tole Iskandar dan Kaum Belanda Depok
Potogan halaman 2 koran Penjoloeh, 25 Oktober 1945. Foto: Dok.Wenri Wanhar/JPNN.com.

Pertemuan tersebut menyepakati dibentuknya Barisan Keamanan Depok yang beranggotakan 21 orang dengan Tole Iskandar sebagai komandan. Kini, nama Tole Iskandar dijadikan nama jalan utama di Depok.

Anggota Laskar 21 terdiri dari Tole Iskandar, Abdoellah, Saiyan, Sainan, Sinan, Salam A, Niran, Saidi Bontjet, Idan Saidan, Tamin, Joesoep, Salam B, Baoeng, Mahroef, Muhasim, Asbih, Rodjak, Tarip, Kosim, Nadjid, Mamoen.

“Saya kemana-mana selalu sama Tole. Dia tinggi besar dan selalu melindungi,” kenang Ngkong Asbih ketika ditemui di rumahnya di Gang Kembang RT 04/03 Ratu Jaya, Pancoran Mas, Depok. Dia tetangga Tole Iskandar.

Ngkong Asbih telah berpulang. Sebelum itu, dia sempat mengisahkan sejarah penting saat revolusi 45. 

Interniran

Cerita Ngkong Asbih terkonfirmasi dengan apa yang dikisahkan Opa Yoti, anak Presiden Depok terakhir yang saat itu berusia 23 tahun.

“Karena sudah remaja, saya ikut rombongan yang di stasiun. Siang harinya, kami diangkut dengan kereta api ke Bogor. Dalam perjalanan seluruh jendela kereta ditutup. Isi kereta penuh sampai sesak dan susah bernafas. Waktu itu ada yang pingsan. Kami kehausan tapi tidak ada air minum,” ujarnya.

Sesampai di Bogor hari sudah sore. Tahanan dibawa ke penjara Paledang dalam pengawalan ketat laskar rakyat.

SAAT Peristiwa Gedoran Depok, kaum Belanda Depok ditawan laskar rakyat. Para tawanan dipisah menjadi dua kelompok. Perempuan dan anak-anak berumur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News