Tole Iskandar dan Kaum Belanda Depok

Tole Iskandar dan Kaum Belanda Depok
Potogan halaman 2 koran Penjoloeh, 25 Oktober 1945. Foto: Dok.Wenri Wanhar/JPNN.com.

jpnn.com - SAAT Peristiwa Gedoran Depok, kaum Belanda Depok ditawan laskar rakyat. Para tawanan dipisah menjadi dua kelompok. Perempuan dan anak-anak berumur di bawah 12 tahun dikumpulkan di kantor Gemeentee Bestuur Depok. Sedangkan laki-laki digiring ke stasiun Depok, kemudian dibawa ke penjara Paledang, Bogor.

=======
Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network
=======

Satu di antara beberapa kelompok yang menggerakan rakyat menyerang pemukiman Belanda Depok adalah Laskar 21 pimpinan Tole Iskandar.

Saat Gedoran Depok, kata Ngkong Asbih, Laskar 21-lah yang mengumpulkan tawanan dan memisahkan mereka menjadi dua kelompok. 

Menurut dia, Laskar 21 tidak pernah menyakiti orang Depok yang menjadi tawanan. “Sebagai pejuang muslim, kami berpegang pada prinsip Nabi Muhammad yang melarang menyakiti tawanan anak-anak dan wanita.”

Ngkong Asbih, salah satu anggota Laskar 21 menceritakan, setelah Jepang menyerah kepada tentara sekutu tahun 1945, Heiho dan PETA dibubarkan dan kembali ke kampung halaman masing-masing. 

Mereka diperbolehkan membawa perlengkapan kecuali senjata. Hanya saja, ada saja yang bandel, sembunyi-sembunyi membawa senjata.

Dalam konteks menyambut revolusi kemerdekaan Indonesia, para pemuda bekas Heiho dan PETA mengadakan rapat pada bulan September 1945 di Jalan Citayam (sekarang Jalan Kartini), Depok. 

SAAT Peristiwa Gedoran Depok, kaum Belanda Depok ditawan laskar rakyat. Para tawanan dipisah menjadi dua kelompok. Perempuan dan anak-anak berumur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News