Tolong, Anak-anak di Pengungsian ini Kritis

Tolong, Anak-anak di Pengungsian ini Kritis
korban perang. Foto: www.cbc.ca

jpnn.com - YUNANI—Kisah memilukan terjadi di Yunani. Terutama yang dialami anak-anak. Mereka yang ikut kawanan pengungsi terpaksa harus berjajar rapi di antara gerimis hujan di kamp pengungsian Idomeni, Yunani, yang berbatasan dengan Makedonia. Tanpa alas kaki dan sedikit menggigil kedinginan, mereka mengantre untuk mendapatkan sepotong sandwich. Mereka cukup beruntung karena masih sehat. Sebab, sebagian anak-anak lainnya sakit lantaran cuaca buruk.

Beberapa minggu ini hujan terus turun di Idemoni sehingga mengakibatkan wilayah tersebut bak rawa. Lebih dari 14 ribu pengungsi terjebak di kamp itu karena Makedonia menutup perbatasannya sejak 7 Maret. Sebelumnya, pada Februari, kota itu membatasi pengungsi yang masuk.

Orang-orang yang kedinginan lantas membakar apa pun untuk menghangatkan diri. Termasuk plastik dan baju-baju. Pembakaran tersebut menimbulkan asap yang bau. Kondisi itulah yang mengakibatkan banyak anak-anak jatuh sakit.

’’Anak-anak kami sekarat. Ada air di mana-mana, bahkan di bawah tenda. Kini tampaknya bom yang berjatuhan di Syria tampak lebih baik dibanding semua penderitaan ini,’’ ujar Ibrahim Mardini, salah seorang pengungsi dari Aleppo, Syria.

 Bagi Mardini dan para pengungsi lainnya, Idomeni tak ubah seperti neraka yang terpaksa harus mereka tinggali. Sementara itu, Imad Aoun dari lembaga amal Save the Children mengungkapkan, asap hasil dari barang-barang yang dibakar itu terhirup anak-anak sehingga mengakibatkan mereka mengalami masalah pernapasan. Kamar mandi yang tersedia juga sudah meluap akibat kebanjiran.

Pemerintah Yunani telah menyediakan tim medis di area tersebut. Ada dua unit mobil kesehatan yang disediakan. Di luar mobil tersebut, ratusan orang tua tengah mengantre sambil membawa anak-anak mereka yang menangis dan batuk-batuk. ’’Puluhan anak-anak sakit parah. Mereka mengalami panas tinggi, batuk-batuk, dan muntah,’’ ujar Leigh Daynes, direktur eksekutif lembaga amal Doctors of the World.

Beberapa lainnya mengalami hipotermia, diare, dan ruam popok yang parah. Mereka yang sakit parah dilarikan ke rumah sakit di Kilkis yang berjarak 50  kilometer dari Idomeni. Rumah sakit itu pun sudah kewalahan menerima banyaknya pengungsi yang sakit. Beberapa imigran yang hamil melahirkan di rumah sakit tersebut. Sebagian lainnya keguguran karena buruknya kondisi di kamp pengungsian. (AFP/Daily Mail/sha/c19/dos/flo/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News