Tolong, Jangan Sampai Anak Pandai Tersisih karena Permainan Uang

Tolong, Jangan Sampai Anak Pandai Tersisih karena Permainan Uang
Uang. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, PALEMBANG - Masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA/SMK kerap diwarnai persoalan berbagai pungutan kepada siswa. Hal ini sering memberatkan wali atau orang tua siswa baru, apalagi jika biayanya selangit.

Pengamat Pendidikan Prof Ratu Wardarita mengatakan, sering kali pungutan itu berdalih sumbangan sukarela dan mendapat persetujuan komite sekolah.

"Harusnya masalah ini bisa diatur. Jangan sampai menimbulkan kekhawatiran, karena takut sang anak tidak diterima di sekolah bersangkutan, orang tua terpaksa memberikan sumbangan yang jumlahnya mungkin tidak sedikit," sebutnya.

Bila ini terus menjadi budaya, sebutnya, dikhawatirkan anak yang memiliki kemampuan dan kecerdasan justru tidak diterima.

Ratu menyarankan, dalam proses penerimaan harus dilakukan secara transparan. Jangan sampai ada permainan saat perangkingan penerimaan.

Anak yang pandai dikalahkan oknum yang memberikan sesuatu kepada sekolah. Apalagi jika sekolah itu banyak peminat, sedangkan daya tampung di sekolah tersebut terbatas.

Tidak menutup kemungkinan wali siswa melakukan berbagai cara agar anaknya bisa lulus, termasuk memberi sejumlah uang.

Dia juga meminta, jangan ada perbedaan antara sekolah satu dengan yang lain. Jangan karena alasan sekolah itu berstatus sekolah unggulan, seakan diperbolehkan sebebasnya memungut uang dari wali siswa.

Masa penerimaan peserta didik baru (PPDB) di SMA/SMK kerap diwarnai persoalan berbagai pungutan kepada siswa. Hal ini sering memberatkan wali atau

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News