Tomboi sejak Kecil, Bercita-cita jadi Petinju
Rabu, 25 November 2009 – 03:12 WIB
"Saya ingin buktikan kepada kedua orangtua saya bahwa saya bisa mandiri," ujarnya. Meski kedua orangtuanya tergolong mampu karena punya bisnis kertas, Wahyuni bertekad ingin mencari penghasilan sendiri. Ia pun menjadi pengajar privat anak-anak SD dan SMP di seputar tempat kosnya. Sekitar 11 tahun menjadi pengajar privat, akhirnya Wahyuni bisa menyelesaikan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, Jakarta.
Kerja keras dan tak mudah menyerah serta berprinsip pada disiplin yang diperoleh dari latihan bela diri karate Kyokushinkai saat masih di bangku kuliah itu, diakui sangat berperan meraih sukses hingga dia kini menjadi dokter spesialis olahraga. Dalam menekuni beladiri asal Jepang itu, Wahyuni juga sudah menyandang predikat pembina sebagai anggota dewan sabuk hitam Dan III.
Meski kesehariannya disibukkan tugas-tugas sebagai dokter olahraga, Wahyuni masih menyempatkan diri melakukan gerakan-gerakan karate untuk kebugaran. Dia bahkan berniat ingin mendalami olahraga yoga. Tak tanggung-tanggung, dia ingin berlatih langsung di negeri asalnya, India. "Kalau tidak ada halangan, Januari 2010 saya akan berangkat ke India untuk mendalami yoga," tuturnya. (nw)
Aksi kekerasan, cucuran darah, dan kadang berujung kematian umumnya membuat ngeri dan dihindari kaum wanita. Tetapi, tidak demikian halnya dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor