TPA Jadi Destinasi Wisata? Pati Sudah Membuktikannya

TPA Jadi Destinasi Wisata? Pati Sudah Membuktikannya
Menpar Arief Yahya. Foto: dok.JPNN.com

Adapun sampah yang berasal dari Kecamatan Juwana yang jumlahnya diperkirakan mencapai 20 ton dan dikelola TPA Pekuwon.

Sedangkan sampah dari Kecamatan Tayu dan Margoyoso ditangani di TPA Sampok Kecamatan Gunungwungkal. TPA Sukoharjo dibuat pada tahun 1985 oleh mantan Bupati Pati Saoedji.

Kemudian ditata lebih rapi sejak tahun 1994.  Kemudian sejak tahun 2002, dikelola maksimal pihak DPU Pati, karena untuk mendukung penilaian Adipura.

Hasilnya memang sangat luar biasa. Karena  pada tahun  2017 atau masuk tahun ke delapan dalam  partisipasi (penilaian) Adipura, posisi  TPA Sukoharjo ternyata mampu menghantarkan kabupaten Pati merebut juara kategori kota kecil.

Pada awalnya, TPA Sukoharjo menangani  sampah dengan sistim Open Dumping. Yaitu sampah ditumpuk dan tidak ditutup.  Lalu ditangani dengan sistim Control Landfield, yakni gundukan sampah ditutup dengan jeda waktu setiap dua hari sekali.

“Penutupan sampah dimaksudkan supaya  mematikan perkembangan lalat dan menyalurkan gas” katanya.

Sekarang TPA Sukoharjo menggunakan sistem  Sanitary Landield. Sistem ini memasukkan sampah ke dalam lobang namun hanya sampah jenis organik atau yang terdiri dari daun saja.

Kepala DPUPR Pati Suharyono menambahkan, anggaran untuk sanitary landfiled didapat dari bantuan APBN sebesar Rp 15 miliar.

Ada ide baru dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Sukoharjo, Kabupaten Pati Jawa Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News