TPA Jadi Destinasi Wisata? Pati Sudah Membuktikannya

TPA Jadi Destinasi Wisata? Pati Sudah Membuktikannya
Menpar Arief Yahya. Foto: dok.JPNN.com

“Namun untuk penambahan jumlah satwa ternyata sulit dilakukan, karena jika mau menambah harus ada ijin khusus dari menteri ingkungan hidup,” kata Suharyono.

Adapun sampah  di TPA Sukoharjo ini diolah di tiga kawasan. Zona pertama dan ke dua sudah tidak  aktif lagi karena lobangnya sudah ditutup.

Sehingga yang aktif hanya di zona  tigaseluas  1,5 hektare. Pelobangan mencapai kedalaman  12 meter.

Lalu dibuatkan  tanggul setinggi 15 m (sistem terasiring) karena untuk  menahan bau dan lalat. Keberadaan TPA Sukoharjo Pati saat ini menjadi yang terbaik di pulau Jawa, karena berhasil mengalahkan pengelolaan sampah di Bandargebang Jakarta Timur.

Maka tidak heran TPA Sukoharjo sekarang ini berubah menjadi distinasi wisata baru.

Menpar Arief Yahya menyebut, pengelolaan sampah itu sangat penting dan mendesak di semua kota. Healty and Hygiene itu satu dari 14 pilar yang dikalibrasi travel and ourism competitiveness index (TTCI) oleh WEF World Economic Forum.

"Kalau tidak dikelola dengan baik, maka ini menjadi faktor pelemahan daya saing pariwisata Indonesia," kata Arief.

Selain itu, sampah bisa diubah menjadi energi listrik atau green energy. Mengubah gas metan yang bisa merusak lingkungan, menjadi energi yang ramah lingkungan. Juga bisa menjadi kompos yang bermanfaat buat tanaman.

Ada ide baru dari Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Sukoharjo, Kabupaten Pati Jawa Tengah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News