Tradisi Unik Nuzululquran di Boyolali, Ada Angin, Nyaris Mati

Tradisi Unik Nuzululquran di Boyolali, Ada Angin, Nyaris Mati
Santri Pondok Pesantren Nurul Hidayah Boyolali memeringati Nuzululquran dengan khataman diterangi lampu sentir, Minggu (2/5) malam. Foto: ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO

Khataman di lapangan terbuka tersebut agar menambah konsentrasi santri saat mengaji.

“Kalau sudah di alam terbuka begini, suasananya juga nyaman. Bacanya juga sangat-sangat menyentuh ke hati dan makin dekat dengan Allah,” kata Nur Rohman.

Salah seorang santriwati, Inayaturrohmah mengaku senang dengan kegiatan khataman dengan sentir di alam terbuka ini.

Dia mengaku sudah tiga kali mengikuti kegiatan yang rutin digelar setiap Ramadan ini.

Namun, diakui ada kendala saat membaca Al-Qur'an, karena sentir yang menerangi pada saat mengaji di lapangan terbuka terkadang tertiup angin dan nyaris mati.

“Kami lebih bisa khusyuk dan bisa merenungi saat Baginda Nabi (Muhammad) menerima wahyu pertama di Gua Hira saat gelap gulita,” ujarnya. (wid/bun/rs/fer/jpr)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

Ponpes Nurul Hidayah Al Mubarokah punya tradisi unik dalam rangka memperingati Nuzululquran.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News