Tradisi Unik Nuzululquran di Boyolali, Ada Angin, Nyaris Mati

Tradisi Unik Nuzululquran di Boyolali, Ada Angin, Nyaris Mati
Santri Pondok Pesantren Nurul Hidayah Boyolali memeringati Nuzululquran dengan khataman diterangi lampu sentir, Minggu (2/5) malam. Foto: ARIEF BUDIMAN/RADAR SOLO

jpnn.com, BOYOLALI - Pondok pesantren Nurul Hidayah Al Mubarokah yang berada di Desa Sempu, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah punya tradisi unik dalam memperingati Nuzululquran.

Ponpes tersebut menggelar khataman di lapangan terbuka dengan penerangan sentir (lampu minyak), Minggu (2/5) malam.

Pengasuh Ponpes Nurul Hidayah Al Mubarokah Nur Rohman menjelaskan, kegiatan rutin ponpes yang berdiri sejak 2005 ini diadakan setiap tahun.

Prosesi pengajian tersebut diawali dengan berbuka puasa bersama di ponpes.

Selanjutnya para santri melakukan kirab dari ponpes menuju tempat terbuka.

Dari 250 santri, 30 santri mengikuti kegiatan khataman tersebut. Setiap santri mengaji satu juz, sehingga dalam semalam akan terselesaikan 30 juz.

“Supaya menggugah, mengingatkan para santri bahwa pada zaman dahulu sebelum ada listrik masuk desa, susana mengajinya seperti ini,” terangnya.

Nur Rohman mengatakan, sebelum pandemi Covid-19 kegiatan tidak hanya diikuti para santri, namun juga diikuti masyarakat sekitar.

Ponpes Nurul Hidayah Al Mubarokah punya tradisi unik dalam rangka memperingati Nuzululquran.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News