Tragedi Haiti, Tangis Haiti Jelang Pemilu

Mulai dari Gempa, Kolera, hingga Huru-hara

Tragedi Haiti, Tangis Haiti Jelang Pemilu
Tragedi Haiti, Tangis Haiti Jelang Pemilu
Belum lagi perlawanan sebagian rakyat Haiti terhadap misi penjaga perdamaian PBB, MINUSTAH, kerap pecah. Rakyat Haiti menganggap wabah kolera dibawa oleh anggota pasukan PBB dari Nepal. Serangkaian demo anti-pasukan PBB berakhir bentrok.

Di tengah banjir derita tersebut Haiti harus bersiap menyelenggarakan agenda politik pemilihan umum pada 28 November, hari ini. Berbagai kalangan mendesak agar pemilu diundur untuk menghindari memburuknya wabah kolera. PBB juga menyatakan bahwa penggalangan massa seperti kampanye dan pemungutan suara akan mempermudah menjalarnya kolera.

Namun, pemerintah tak acuh. Sejumlah kandidat yang menduduki papan atas berbagai polling politik juga mendukung keputusan pemerintah tersebut. Pihak oposisi menganggap bahwa rakyat sudah muak dengan incumbent karena lemahnya penanggulangan masalah pascagempa dan penanganan wabah kolera. Karena itu, pemilu tidak boleh ditunda.

Padahal, jika dilihat dari kondisi mutakhir, apa yang diperebutkan 18 kandidat presiden tersebut" Presiden Haiti berikutnya akan mewarisi kombinasi keterpurukan yang mematikan. Kemiskinan, krisis ekonomi, dan memburuknya epidemi kolera.

PORT-AU-PRINCE - Negara Karibia ini tiada henti didera penderitaan. Keterpurukan akibat gempa dahsyat 7,3 skala Richter awal tahun ini masih terasa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News