Tragedi Pompom

Oleh Dahlan Iskan

Tragedi Pompom
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Di mana pun ada parade, mereka berusaha pergi ke kota itu. Show. Menari. Dansa. Sepanjang rute.

Dalam setahun mereka bisa tampil 25 kali. Banyak kali pula memenangkan trofi. Kalau lagi tidak ada show, mereka tetap kumpul: latihan. Sambil  menikmati dansa sesama  anggota. Seminggu sekali.

Kok ada yang masih berumur 52 tahun?

Sejak Milwaukee Dancing Grannies didirikan di tahun 1984, persyaratan menjadi anggotanya memang tidak membatasi umur. Yang penting sudah punya cucu.

Ummi Hilal pun, teman semua komentator Disway itu, bisa menjadi anggota –kalau saja tinggal di sana.

Salah satu yang meninggal itu sebenarnya tidak ingin ikut parade. Dia merasa tidak fit, tetapi tim itu kurang satu –bisa dicoret oleh panitia: tidak memenuhi syarat minimal kelompok peserta parade.

Maka dia pun terpaksa ikut. Hanya bertugas memegang banner.

Teroris?
"Bukan. Ini tidak membahayakan keadaan selanjutnya," ujar polisi setempat, seperti disiarkan banyak media di sana.

Jalan-jalan raya ke luar kota besar padat merayap. Di sana bebas. Mudik boleh. Pulang kampung tidak dilarang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News