Transaksi Non Tunai, Jamin Ribuan Penjaga Tol tak Kena PHK

Transaksi Non Tunai, Jamin Ribuan Penjaga Tol tak Kena PHK
Said Iqbal (tengah). Foto: dok.Jawapos.com

Menurut Subakti, sampai tahun 2019 Jasa Marga akan menambah 660 km jalan tol baru yang akan memunculkan formasi-formasi baru di anak perusahaan.

“Tenaga kerja kalau bagi kami tidak terdampak, karena tahun ini jalan tol beroperasi 600 kilometer, 2 tahun lagi menjadi 1.200 kilometer. Jadi bisa didistribusikan,” pungkasnya.

Presiden Aspek Indonesia, Mirah Sumirat mengungkapkan jika kebijakan otomatisasi benar-benar diberlakukan di seluruh indonesia pada 31 Oktober mendatang, maka akan ada 20 ribu orang lebih yang bakal terancam kehilangan pekerjaan.

Mirah menyebut, setiap satu gerbang tol adalah tumpuan hidup bagi 5 orang pekerja tol. Sehingga, jika satu diotomatisasi, maka akan ada 5 orang yang kehilangan pekerjaan.

“Belum lagi jika dihitung dengan keluarganya, akan ada lebih dari 20 ribu orang yang kesulitan mencari nafkah,” katanya.

Wakil ketua Lembaga Kerjasama Tripartit Nasional dari kalangan pekerja ini menyebut, bahwa Aspek tidak anti penerapan teknologi. Namun, waktu penetapan kebijakan tersebut yang dirasa tidak tepat. Saat ini kondisi ekonomi lesu dan daya beli masyarakat terus menurun.

Kurang dari 2 bulan penerapan otomatisasi, Mirah menyebut belum ada kejelasan terhadap relokasi para pekerja gerbang tol.

Sempat beredar kabar mereka akan dipindahkan ke sebuah perusahaan properti, atau ditempatkan di rest area. “Terus apa kami disuruh jadi tukang parkir gitu?” kata Mirah.

Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna menyebutkan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) untuk penjaga gerbang tol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News