Trimedya Panjaitan, Si Anak Medan Spesial di Senayan

Trimedya Panjaitan, Si Anak Medan Spesial di Senayan
BANTENG SENAYAN: Politikus PDI Perjuangan Trimedya Panjaitan (berdiri di tengah) bersama para tokoh dalam peluncuran bukunya di Jakarta, Minggu (5/2). Foto: Ricardo/JPNN.Com

Karenanya Trimedya sebagai wakil rakyat bertugas mengawal proses penegakan hukum yang demokratis dan tidak menyalahi aturan. Peran legislator tidak hanya dalam pengawasan atas penegakan hukum, namun juga penyusunan payung hukumnya termasuk dalam pemberantasan korupi.

"DPR bertugas memastikan proses hukum benar-benar adil tidak diskriminatif atau tebang pilih agar tetap pada koridor sistem hukum yang ada, tidak peduli apakah hal itu menimpa para politikus yang membuat undang Undang," tuturnya.

Karenanya Trimedya mengaku masih punya banyak bahan untuk dibukukan. Dia berencana membuat empat buku lagi sebelum masa jabatannya sebagai anggota DPR usai pada 2019. “Jadi ditunggu saja," tandasnya.

Sedangkan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam kata sambutannya menyebut Trimedya sebagai sosok spesial. Menurutnya, ada yang membuat Trimedya menjadi spesial dibanding perantau asal Sumareta Utara yang lain.

“Trimedya ini orang spesial. Orang Batak yang nggak bisa bahasa Batak, datang dari kampung dan menjadi tokoh di Jakarta," ujar Luhut ditimpali tawa hadirin.

Seskab Pramon Anung juga menyampaikan testimoninya tentang Trimedya. Dalam pengamatan Pramono, koleganya di PDIP itu merupakan politikus tahan banting.

"Buku Banteng Senayan dari Medan Senayan dari Medan sebenarnya sebuah pergumulan hukum dan politik yang mengisahkan secara detil perjuangan sahabat saya ini yang menggambarkan jiwa petarung dalam rimba raya politik dan hukum di negeri ini," ulasnya.(gir/ara/jpnn)


Politikus PDI Perjuangan yang juga Wakil Ketua Komisi III DPR Trimedya Panjaitan membeber kisah perjalanan hidupnya sejak kecil hingga menjadi politikus


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News