Tripoli Membara, Mayat Bergelimpangan di Jalan

Dunia Kecam Kadhafi, PBB Siapkan Sanksi

Tripoli Membara, Mayat Bergelimpangan di Jalan
Moammar Gadhafi. Foto: AP Photo/Libya State Television via APTN
Gejolak di Libya sudah memasuki hari kedelapan kemarin. Hal itu dipicu oleh unjuk rasa menuntut kebebasan, demokrasi, serta tingginya pengangguran  dan kemiskinan di Libya selama 41 tahun kekuasaan Kadhafi.

Lembaga pengawas hak asasi manusia (HAM) yang berpusat di New York, Human Rights Watch (HRW), membeberkan bahwa sedikitnya 62 orang telah tewas dalam dua hari kerusuhan di Tripoli sejak Senin lalu (21/2). Informasi tersebut diperoleh dari saksi mata dan sumber medis di rumah sakit.

HRW juga menginformasikan bahwa secara total sedikitnya 233 orang tewas dalam delapan hari unjuk rasa dan kerusuhan di Libya. Informasi yang didapat Federasi Internasional untuk HAM (IFHR) justru menyebut, korban tewas ditaksir mencapai 400 orang sejak unjuk rasa meletus 15 Februari lalu. Namun, seperti dikutip CNN, Wakil Dubes Libya untuk PBB Ibrahim Dabbashi menaksir korban jiwa menembus 800 orang akibat pembantaian terhadap demonstran. 

Tripoli masih membara kemarin. Intimidasi tentara dan tembakan senjata terus terdengar di seantero kota itu. Pasukan keamanan memagar betis Fashluum, pinggir Tripoli, dan menembak siapapun yang lewat.

TRIPOLI - Suasana di kota-kota Libya, termasuk Tripoli, terasa mencekam sejak meletusnya unjuk rasa menuntut mundurnya sang pemimpin, Muammar Kadhafi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News