Trump Terus Serang NFL, LeBron James pun Ikut Kesal

jpnn.com, WASHINGTON - Mungkin, Donald Trump jadi pengusaha sukses karena tipikal orang yang ngotot. Apa pun posisinya. Benar atau salah. Misalnya, kengototannya soal protes dengan cara berlutut yang melanda National Football League (NFL).
Presiden ke-45 AS itu bersikukuh jika berlutut saat lagu kebangsaan berkumandang, apa pun alasannya, adalah salah. Karena itu, dia minta NFL bikin aturan baru. Dilarang berlutut saat Star-Spangled Banner diperdengarkan.
”NFL punya setumpuk peraturan sendiri. Satu-satunya jalan keluar bagi mereka (NFL, Red) adalah bikin peraturan baru. Dilarang berlutut saat lagu kebangsaan berkumandang.”
Seperti biasa, seruan Trump tersebut dikomunikasikan melalui akun Twitter pribadinya. Ini merupakan puncak dari seruan lainnya yang dilontarkan Trump sejak Jumat (22/9) waktu setempat.
Dalam pidatonya di Alabama, Trump meminta semua pemain NFL yang tidak berdiri dengan sikap sempurna saat lagu kebangsaan berkumandang layak disanksi dan dipecat.
Sikap hormat yang dia maksud adalah berdiri tegak dengan atau tanpa tangan kanan menyilang di dada. Dia merujuk kepada Colin Kaepernick.
Tahun lalu pemain San Francisco 49ers itu berlutut saat Star-Spangled Banner berkumandang sebagai bentuk protes terhadap kesewenangan polisi terhadap warga kulit hitam.
Segera setelah kalimat Trump itu tersebar luas melalui media dan jejaring sosial, ramailah jagat maya. Dalam hitungan menit, kata-kata taipan 71 tahun itu menjadi bahan omongan. Mayoritas mengecam. Gelombang perlawanan terhadap Trump pun bermunculan.
Kengototan Donald Trump membuatnya semakin banyak musuh dari kalangan olahraga Amerika Serikat
- Donald Trump Sebut Industri Film di AS Sekarat
- Trump Tegaskan Iran Tak Boleh Memiliki Nuklir untuk Alasan Apa pun, Pelucutan Total!
- Kabar Baik Rupiah Makin Menguat, Ada Harapan Baru
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Yakinlah, Ada Peluang untuk Indonesia di Balik Kebijakan Tarif Donald Trump
- 'Indonesia First’ demi RI yang Berdikari di Tengah Gejolak Dunia