Tsamara
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Tsmara yang menikah dengan Ismail Fajrie Alatas, seorang profesor studi Islam di New York University, ingin lebih mengembangkan kapasitas intelektualnya untuk memperdalam isu-isu kesetaraan gender. Tsmara tidak melihat PSI bisa menampung kapasitas intelektualnya itu.
Dia memutuskan mundur dari PSI. Sebuah keputusan yang seharusnya disikapi dengan biasa-biasa saja.
PSI pun mencoba ‘’play down’’ dengan menganggap pengunduran itu sesuatu yang biasa.
Namun, ternyata tidak sesederhana itu. Beberapa hari berselang isu itu menggelinding menjadi liar.
Tsmara di-bully karena dianggap berkhianat, dan kemudian dihubung-hubungkan dengan kemungkinan akan menyeberang ke Anies Baswedan. Seperti biasa, rundungan kalap ala buzzer bermunculan, sampai-sampai muncul posting-an fasis ala Nazi Hitler.
Tsamara tentu sudah paham betul karakter para buzzer mata gelap itu. Namun, mungkin baru sekarang dia merasakan bahwa mereka ternyata benar-benar jahiliyah. Alih-alih menyesal Tsmara pasti bersyukur sudah mengambil keputusan yang tepat mundur dari PSI. (*)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Sebagai anak muda milenial yang punya kapasitas intelektual besar Tsamara tidak menemukan lahan yang cukup subur untuk berkembang di PSI.
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror
- 5 Berita Terpopuler: Daftar Verval Honorer BKN Keluar, yang Non-Database Jangan Berharap, soal PPPK Part Time Bagaimana?
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Bank Dunia Mengakui Indonesia Berhasil Memberantas Kemiskinan Ekstrem
- Presiden Jokowi Diminta Perhatikan Nasib Ribuan Karyawan Polo Ralph Lauren dan Keluarganya
- Ngabalin Berkata Begini soal Grace Natalie & Juri Ardiantoro Jadi Stafsus Presiden Jokowi
- Deinas Geley Minta Arahan Jokowi Untuk Pembangunan Papua Tengah