Tujuh Tahun Daniel Rudi Sutradarai Film Dokumenter tentang Terorisme

Sabar Ngobrol 14 Jam dengan Teroris Bom Bali di Nusakambangan

Tujuh Tahun Daniel Rudi Sutradarai Film Dokumenter tentang Terorisme
Tujuh Tahun Daniel Rudi Sutradarai Film Dokumenter tentang Terorisme
Tak semua sutradara bisa melakukan seperti yang dilakukan Daniel Rudi Haryanto. Dia adalah sosok penting di balik film dokumenter tentang terorisme berjudul Prison and Paradise. Untuk membuat film tersebut, dia butuh waktu tujuh tahun. Jerih payahnya seakan terbayar ketika film itu diputar dalam sebuah festival film kelas dunia di Dubai, 12 Desember lalu.

 

AINUR ROHMAH, Jogjakarta

SALAH satu yang membuat film tersebut istimewa adalah ada adegan wawancara eksklusif dengan para pelaku utama bom Bali 2002. Selain itu, jika menyaksikan film tersebut, penonton akan mempunyai cara pandang baru dalam menyikapi terorisme.

 

Itulah kesan ketika Jogja Raya (JPNN Group) diberi kesempatan oleh Rudi menyaksikan film yang menjadi salah satu pembuka dalam Festival Film Internasional Dubai, 12 Desember 2010, tersebut. Sabtu lalu (21/5), Jogja Raya menemui sutradara berusia 33 tahun itu di sebuah kafe di Jogja.

 

Dalam film tersebut, ada adegan yang menggambarkan dua kondisi yang paradoks. Misalnya, ketika menampilkan sosok Noor Huda Ismail. Dia adalah pengamat terorisme dan jebolan Ngruki. Pandangan hidup serta kehidupan yang dia lakoni berbeda dari para pelaku terorisme yang juga sama-sama jebolan Ngruki. Noor yang juga penulis buku berjudul Temanku Teroris itu pernah menjadi wartawan di The Washington Post dan sekarang mengaku menjadi muslim moderat.

Tak semua sutradara bisa melakukan seperti yang dilakukan Daniel Rudi Haryanto. Dia adalah sosok penting di balik film dokumenter tentang terorisme

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News