Tukang Parkir Ini Hatinya Sangat Mulia

Tukang Parkir Ini Hatinya Sangat Mulia
BERHATI MULIA: Puger Mulyono bersama anak-anak dengan HIV/AIDS yang diasuhnya. Puger tak sampai hati membiarkan anak-anak itu telantar. Foto: Andra Nur Oktaviani/Jawa Pos

Dia mengakui, para dokter dan perawat di rumah sakit itu masih belajar menangani pasien dengan HIV/AIDS. Mereka masih gagap menangani anak-anak.

Mereka juga masih khawatir akan tertular. Pernah sekali waktu anak-anak harus mendapat tindakan karena telinga mereka megeluarkan cairan.

Menurut Puger, jika sudah demam, telinga anak-anak itu akan mengeluarkan cairan. Belum ada dokter dan perawat yang berani menangani. Akhirnya, Puger turun tangan sendiri.

’’Dokternya berada di ruang kaca dan memberikan instruksi melalui mikrofon,’’ jelas Puger.

Pengalaman serta pengetahuan Puger soal perawatan homecare untuk pasien HIV/AIDS ternyata cukup banyak menarik perhatian praktisi medis yang ingin belajar merawat pasien dengan HIV/AIDS. Beberapa kali Puger diundang untuk mengisi seminar dengan tema tersebut.

Apa pun akan dilakukan Puger agar bisa membuat anak-anak itu terus bersemangat menjalani hidup.

’’Anak-anak yang sudah mengerti kondisinya biasanya sudah kehilangan semangat hidup. Mereka sudah tidak percaya kepada siapa pun. Itulah tugas saya untuk menghidupkan kembali semangat mereka,’’ tandas Puger. (*/c5/ari)

Puger Mulyono hidupnya pas-pasan. Namun, dia rela mendedikasikan diri untuk merawat anak-anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang dikucilkan, bahkan oleh


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News