Tulisan, Bisikan, dan Jejak Ideologis Bang Buyung

Tulisan, Bisikan, dan Jejak Ideologis Bang Buyung
Para kerabat melayat di rumah duka almarhum Adnan Buyung Nasution, Rabu (23/9). Foto: MIftahul Hayat/Jawa Pos

Jimly kala itu berkuliah di Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan Rechtenfaculteit Rijksuniversiteit dan Van Vollenhoven Institute Leiden. Sedangkan Buyung kala itu di Universitas Utrecht. Jimly menceritakan, saat kali pertama datang ke Leiden, Belanda, dirinya berjumpa dengan Buyung yang lebih dahulu melakukan riset.

Buyung yang terkenal kritis pun langsung mencecar dia dengan pertanyaan. "Saya langsung ditanya ini disertasi apa gunanya buat bangsa dan negara. Padahal, dia belum baca," kenangnya saat ditemui di kantor DKPP kemarin.

Sehari sebelum Buyung meninggal, Jimly sempat membesuknya di RSPI. Saat itu, ungkap dia, Buyung masih bisa berkomunikasi meskipun suaranya tidak keluar. "Cuma, saya tahu dia mau ngomong, mau salaman begitu, saya dahului (menyalami, Red)," lanjut mantan ketua MK tersebut.

Saat Jimly membesuk, kondisi Buyung sudah cukup lemah. "Saya tanya ke dokter, komplikasi jantung, ginjal, dan itu sudah lama sekali," ujarnya. Karena itu, dia meminta semua pihak bisa menerima kenyataan.

Satu hal yang menurut Jimly dipegang teguh oleh Buyung adalah prinsip kejujuran. "Apa yang dia pikirkan tentang keadilan benar-benar dilakukan, bukan hanya retorika," tambahnya. Idealismenya tinggi dan dia tidak ragu mengungkapkan kritik secara frontal. Karena itu, Jimly pun mafhum apabila banyak yang berseberangan dengan Buyung.

Hal senada dirasakan Mendagri Tjahjo Kumolo. Dia menyatakan, dua pekan lalu Buyung menelepon dan bersurat kepada dirinya, meminta waktu untuk bertemu. Tjahjo lalu berinisiatif mendatangi Buyung, tidak menunggu dia datang ke kantornya.

Buyung dan Tjahjo lalu mengobrol di teras belakang kediaman sang pengacara kondang. Buyung, terang Tjahjo, banyak bercerita seputar karirnya sebagai jaksa maupun aktivis. "Beliau kemudian mengajak saya berdiskusi soal permasalahan pengacara senior Bapak O.C. Kaligis," ucapnya.

Tjahjo mengungkapkan mengenal Buyung lewat almarhum Taufiq Kiemas. Buyung pun sempat bercerita tentang kedekatannya dengan Kiemas dan perhatian yang diberikan mantan ketua MPR itu. "Waktu ketemu, beliau masih semangat dan memberikan nasihat kepada saya untuk terus mengabdi kepada masyarakat," tambahnya. (*/c9/ttg)


DALAM kondisi tergolek lemas, Adnan Buyung Nasution meminta secarik kertas. Dengan spindol merah di meja sebelah bed tempat berbaring, pria yang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News