Tunggu Selingkuhan di Jembatan, Dor! Rasain! Rasain!

Tunggu Selingkuhan di Jembatan, Dor! Rasain! Rasain!
Imam dinaikkan ke geledekan karena tidak bisa berjalan setelah kedua kakinya ditembus timah panas polisi. Foto: SATRIA NUGRAHA/RADAR SURABAYA/JPNN.com

"Saat itu tersangka sedang menunggu selingkuhannya, sebab keduanya berjanji bertemu di Jembatan tersebut," terangnya.

Perwira asal Medan ini menjelaskan, dalam melakukan aksinya, tersangka ini tidak sendirian. Diadibantu oleh tujuh temannya yang masih dalam pengejaran.

Mereka beraksi dengan berbocengan mengendarai beberapa motor. Sasarannya adalah korban yang saat itu pulang dari kafe, khususnya kafe di Jalan Tidar.

"Jadi sebelum beraksi mereka berkumpul di kafe tersebut. Selain menggelar pesta miras, mereka juga mulai memetakan sasaran sejak di kafe tersebut. Sehingga ketika sudah menentukan sasaran, mereka lantas beraksi dengan mengikuti korban," terangnya.

Kemudian setelah diikuti, Imam dan pelaku lain mencari lokasi yang digunakan oleh untuk mengeksekusi.

Dalam kelompok ini, Imam bertugas untuk memepet dan menghentikan korban. Sedangkan pelaku lain, mengeroyok dan membawa kabur motor milik korban.

"Tersangka sudah melakukan aksi yang sama di belasan lokasi di Surabaya. Selain merampas motor, tersangka Imam juga spesialis jambret," ujar perwira dengan dua melati di pundaknya ini.

Sementara itu, kepada polisi Imam mengaku motor hasil curiannya tersebut dijual ke Madura. Biasanya untuk satu motor komplotan ini memperoleh uang Rp 3 juta. Namun tergantung dari kondisi dan merk motor yang dicuri.

Imam, 30, warga Jalan Bulaksari Gang 9, Surabaya, ditembak kedua kakinya oleh polisi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News