Turis Backpacker Eropa Ini Alami Trauma Setelah Diperkosa di Australia

"Ia mengambil semuanya dari saya, ia tak hanya mengambil pakaian dan barang-barang saya - tetapi juga kebebasan saya, pikiran saya, keluarga saya, teman-teman saya, saya merasa sangat tidak berdaya," kata backpacker itu.
"Ia mengatakan kepada saya untuk tidak mempercayai orang lain, bahkan polisi, dan saya percaya padanya."
"Saya merasa bodoh karena itu, bahwa saya naif dan saya tidak tahu apa-apa."
Pada malam hari, perempuan itu berhasil membebaskan diri dari jeratan rantai dan menggunakan laptopnya untuk mengirim pesan bahaya kepada keluarga, teman dan Kepolisian Australia Selatan.
Ketika polisi mulai mencari di daerah itu, pengadilan mengungkap Bristow panik dan mengantar perempuan itu kembali ke Murray Bridge di mana ia membantunya menginap di sebuah motel dan meninggalkannya.

Kepribadian berubah
Dalam pernyataannya, perempuan itu mengatakan ia adalah orang yang bahagia, percaya diri dan mandiri sebelum musibah itu, tetapi kini takut meninggalkan rumahnya sendiri.
"Saya terbang ke Australia sendiri dan saya sangat senang melihat negara itu dan mengalami banyak hal berbeda," katanya.
- Dunia Hari Ini: Setidaknya Delapan Orang Tewas Setelah Serangan India ke Pakistan
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM