Tutup Rafah-Sinai, Mursi Sikat Militan

Setelah 16 Tentara Mesir Tewas dalam Serangan di Perbatasan

Tutup Rafah-Sinai, Mursi Sikat Militan
Tutup Rafah-Sinai, Mursi Sikat Militan

Dia menyebut operasi militer tersebut sebagai tindakan balasan atas serangan militan pada Selasa malam terhadap empat pos pemeriksaan. Sebanyak 16 tentara Mesir tewas. Lantas, beberapa hari kemudian (Minggu lalu), militan Islam menyerbu pos perbatasan dan melukai polisi Mesir.

Setelah serangan oleh kelompok militan tersebut, Mesir langsung menutup wilayah perbatasan di Sinai. Selain itu, Mesir juga menutup hingga waktu yang tidak ditentukan pintu perlintasan di perbatasan Rafah.

Mursi, yang resmi menjabat presiden pada 30 Juni lalu, geram atas serangan militan itu. Ketua Partai Kebebasan dan Keadilan atau FJP (Hizb Al-Hurriya wa Al-’Adala), partai politik yang menjadi sayap Ikhwanul Muslimin, itu langsung menginstruksikan militer bertindak.

Selain menggempur kawasan Tumah di Semenanjung Sinai yang diyakini sebagai sarang militan, militer Negeri Piramid itu juga melancarkan serangan ke beberapa lokasi di utara. Antara lain, serangan ke Kota Sheikh Zuwayid yang terletak tak terlalu jauh dari Tumah. "Operasi militer masih berlangsung dan wilayahnya semakin luas," ungkap seorang pejabat militer Mesir di kawasan utara Sinai.

KAIRO - Presiden Mesir Muhammad Mursi akhirnya membuktikan janjinya dan komitmennya untuk bertindak tegas terhadap kelompok militan Islam di negerinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News