Ubaid: Banyak Orang Tua Murid Alami Kesulitan Ekonomi, PPDB Ditunda Saja
Di antaranya, orang tua terkendala ekonomi karena terdampak COVID-19. Biaya SPP semester kemarin saja banyak yang menunggak, apalagi harus bayar untuk PPDB.
"Banyak uang yang harus dikeluarkan orang tua saat PPDB. Karenanya kenyataannya proses PPDB tetap berbayar, apalagi di jenjang SMA/SMK/MA, dan juga sekolah-sekolah swasta. Ini sangat memberatkan orang tua," ujarnya.
Alasan lainnya, PPDB online tidak akan berjalan efektif. Pada situasi normal saja, seperti tahun sebelumnya, PPDB online menuai banyak masalah, apalagi sekarang situasi pandemi, tentu sangat tidak efektif.
Tahun lalu, PPDB online saja harus mengantre datang ke sekolah dari subuh untuk bisa memasukkan data, bagaimana dengan sekarang? Kemungkinan besar kekacauan akan kembali terulang.
"Orang tua khawatir terpapar COVID-19 karena pandemi belum usai. Ini dikhawatirkan oleh orang tua karena anak-anaknya berpeluang besar terpapar COVID-19. Banyak sekolah yang belum siap menerapkan protokol COVID-19 karena keterbatasan sarana dan juga sumber daya," tuturnya.
Ubaid menambahkan, selama ini pembelajaran online berjalan tidak optimal karena keterbatasan sarana dan juga akses.
Ini diperparah dengan banyaknya guru dan tenaga kependidikan yang terdampak COVID-19. Selain itu para guru juga terkendala dalam memanfaatkan teknologi sebagai media pembelajaran.
"Jika ini dipaksakan, pembelajaran tidak akan optimal," tutupnya. (esy/jpnn)
Hanya ada 24 persen orang tua yang setuju dengan PPDB dan tahun ajaran baru pada Juli 2020.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Sambut Siswa Baru, Kinderfield - Highfield School Hadirkan Beragam Keunggulan
- Akademisi UI Terbitkan Buku Evaluasi Efektivitas PPKM dalam Penanganan Pandemi Covid-19
- 5 Poin Aturan Baru Jalur Zonasi PPDB SMA SMK 2024 di Jatim, Syarat KK Diubah
- Anies Akan Atasi Masalah Zonasi dengan Menyetarakan Sekolah Swasta dan Negeri
- Ganjar Bertekad Wujudkan Berdikari Bidang Kesehatan, Ada Kaitannya dengan Pertahanan
- Ruang Pintar PNM Dukung Akses Internet Anak Indonesia