Ultah ke-4 Punguan Simbolon Dohot Boruna Pecahkan Dua Rekor MURI

Ultah ke-4 Punguan Simbolon Dohot Boruna Pecahkan Dua Rekor MURI
Ultah ke-4 Punguan Simbolon Dohot Boruna Pecahkan Dua Rekor MURI
Setelah para pria ikut menari, para wanita yang berada di barisan selanjutnya ikut menari sambil menjinjing bakul atau dalam bahasa Batak disebut Tandok (terbuat dari anyaman daun pandan) berisi beras di kepala menyusul di belakang barisan pria. Dalam tarian ini, ada 7 baris yang disediakan. Hal ini sesuai dengan keturunan dari Simbolon yang memiliki 7 anak. Selain itu, sigale-gale sebagai lambang salah satu adat Batak juga hadir ikut meriahkan acara ini.

Banyaknya penari dalam tarian Bakul Beras ini, menjadikan PSBI mendapat penghargaan dari MURI, yaitu tarian Bakul Beras dengan penari terbanyak yang tercatat sekitar 1.000, piagam penghargaan ini langsung diberikan pada siang itu juga, saat para penari selesai melakukan tugasnya. Para penari bukan hanya menyandang marga atau boru Simbolon, tetapi juga pihak yang menikah dengan Simbolon.

Keunikan dari para penari ini semuanya adalah kaum yang sudah tidak muda lagi. Rata-rata para penari, baik perempuan maupun pria telah berusia 40-an. Bahkan salah satu penari wanita ada yang telah menginjak usia 60 tahun. Tarian Bakul Beras yang didampingi dengan gondang Batak dipilih untuk masuk rekor MURI, karena dianggap adat membawa Bakul Beras ke pesta dan acara-acara sakral dalam masyarakat Batak telah memudar, padahal biasanya yang membawa bakol yang berisi beras dan mengurus beras adalah kaum ibu. Sedangkan ibu merupakan contoh yang sering dilihat oleh seorang anak.

"Alasan orang Batak yang tidak bawa bakul, biar praktis. Padahal praktis ini yang membunuh budaya," ujar Sekjen PSBI, Anthon Simbolon.

ULANG tahun ke-4 Punguan Simbolon Dohot Boruna Indonesia (PSBI) di Lapangan Benteng Medan, yang dimulai sejak Kamis (7/7) dan berakhir Sabtu (9/7)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News