Undangan dari 'Presiden Bharat' Menimbulkan Spekulasi Jika India Akan Mengubah Namanya

Nama Bharat bahkan lebih tua lagi, muncul dalam kitab suci India kuno. Namun menurut beberapa pakar, nama ini digunakan sebagai istilah identitas sosial budaya ketimbang geografi.
Menjauh dari 'pola pikir kolonial'
Sejak India memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1947, mereka mengubah nama kota, jalan, dan bangunan agar lebih mencerminkan penggunaan bahasa Hindi.
Misalnya, kota Bombay menjadi Mumbai pada tahun 1995, dan Kalkuta dikenal sebagai Kolkata sejak tahun 2001.
Namun pemerintahan PM Modi terus mengintensifkan upayanya untuk menghilangkan simbol-simbol pemerintahan Inggris yang tersisa dari tempat-tempat di perkotaan, institusi politik, dan buku sejarah India.
PM Modi sendiri biasanya menyebut India sebagai "Bharat", salah satu dari dua nama resmi negara tersebut berdasarkan konstitusinya.
Pemerintahannya merenovasi gedung parlemen di ibu kota New Delhi, yang awalnya dirancang oleh Inggris, untuk menggantikan struktur era kolonial.
Dalam pidato publiknya ia menekankan perlunya India meninggalkan jejak "pola pikir kolonial".
Anggota partainya sebelumnya berkampanye menentang penggunaan nama India.
Beredar spekulasi jika India akan mengubah nama negaranya, mengikuti jejak Türkiye baru-baru ini
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Sudirman Cup 2025: Susunan Pemain Indonesia vs India, Kekuatan Penuh Diturunkan
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas