Uni Eropa Apresiasi Pengelolaan Kelapa Sawit Indonesia

Uni Eropa Apresiasi Pengelolaan Kelapa Sawit Indonesia
Menteri LHK Siti Nurbaya dan delegasi bertemu Parlemen Uni Eropa. Foto: Ist

Kedua pihak menghargai kerjasama pengembangan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), skema pertama yang berjalan dalam kerangka EU Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT).

Skema tersebut akan diterapkan untuk Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) yang sedang disempurnakan dan akan disahkan dalam sebuah Perpres pada akhir 2018.

Terkait hal itu Wakil Presiden Parlemen Uni Eropa menyarankan untuk mengintegrasikan ISPO dengan skema internasional Responsible Sustainable Palm Oil (RSPO).

"Penerapan SVLK pada ISPO merupakan hal yang baik, karena EU mementingkan transparansi," ujar Hautala.

Dia menjelaskan bahwa sejak Kamis lalu dokumen proses pembahasan antara Parlemen, Dewan dan Komisi EU mengenai rencana pengenaan tarif untuk kelapa sawit terbuka untuk publik sesuai perintah pengadilan. Ini memudahkan Indonesia untuk mencermati dan menyampaikan respon.

* Kebijakan Pemerintah Indonesia

Dalam paparannya, Menteri LHK Siti Nurbaya menegaskan kembali komitmen pemerintah Indonesia dalam menekan angka deforestasi dan penguatan sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan (Indonesia Sustainability Palm Oil/ISPO).

Indonesia, ditegaskannya, menjadi negara terdepan dalam agenda perubahan iklim dunia. Di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, juga telah dikeluarkan berbagai kebijakan mengenai tata kelola hutan berkelanjutan dan perdagangan hasil hutan.

Menteri LHK Siti Nurbaya menegaskan kembali komitmen pemerintah Indonesia menekan angka deforestasi dan penguatan sistem sertifikasi kelapa sawit berkelanjutan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News