Uni Eropa Tuding Rusia Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata

Uni Eropa Tuding Rusia Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata
Biji-biji gandum ditempatkan di atas bendera Ukraina dan Rusia dalam gambar ilustrasi yang dibuat pada 9 Mei 2022. Foto: ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic/as

jpnn.com, BRUSSELS - Uni Eropa (EU) mengutuk keputusan Rusia yang menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan Laut Hitam guna melanjutkan ekspor gandum dan biji-bijian lainnya dari Ukraina.

"Keputusan Rusia yang tidak dapat dibenarkan untuk menangguhkan partisipasinya dalam inisiatif biji-bijian Laut Hitam PBB, menghalangi ekspor biji-bijian yang sangat dibutuhkan untuk mengatasi krisis pangan global," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri EU Josep Borrell dalam sebuah pernyataan, Senin (31/10).

Borrell mengatakan perjanjian penting itu telah membuat perbedaan signifikan dengan membawa lebih dari 9 juta ton biji-bijian dan bahan pangan ke pasar global serta negara-negara yang membutuhkan.

"Tindakan sengaja Rusia, termasuk menghancurkan stok, mengganggu produksi, dan memberlakukan pembatasan kuota pada ekspor bahan makanan dan pupuknya sendiri telah memperburuk krisis ketahanan pangan global," kata Borrell.

Menuding Rusia menggunakan pangan dan kelaparan sebagai senjata, Borrell mendesak Moskow untuk membatalkan keputusannya dan segera melanjutkan kembali perannya dalam kesepakatan Laut Hitam.

“Uni Eropa sangat mendukung seruan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk perpanjangan inisiatif di luar periode saat ini yang berakhir pada November,” kata dia.

Pada Minggu (30/10), Turki, PBB, dan Ukraina menyetujui rencana pergerakan 16 kapal pengangkut gandum yang berada di perairan Turki.

Pusat Koordinasi Gabungan (JCC) yang berbasis di Istanbul, yang mengawasi pengiriman berdasarkan kesepakatan itu, mengatakan tiga delegasi yang mewakili elemen maritim Rusia, Turki, dan Ukraina juga setuju untuk melakukan inspeksi terhadap 40 kapal keluar pada Senin.

Uni Eropa (EU) mengutuk keputusan Rusia yang menangguhkan partisipasinya dalam kesepakatan Laut Hitam

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News