Universitas Australia Dituding Keruk Untung Dari Mahasiswa Internasional

Universitas Australia Dituding Keruk Untung Dari Mahasiswa Internasional
Universitas Australia Dituding Keruk Untung Dari Mahasiswa Internasional

Baru-baru ini di sebuah universitas elit Australia, seorang dosen senior jurusan humaniora bertemu dengan seorang mahasiswa internasional muda yang ditemani oleh seseorang dan tampak gugup. Mahasiswa itu telah mengirim email kepada dosen tersebut sebelumnya tentang rencana perubahan jurusan. Tapi nyatanya ada masalah besar yang mengganjal.

Poin utama:

• Standar bahasa Inggris dipertahankan rendah untuk mendatangkan lebih banyak mahasiswa, klaim para akademisi
• Beberapa mahasiswa tak bisa belajar atau berkomunikasi secara efektif
• Universitas mengandalkan biaya internasional untuk pendapatan bernilai miliaran

"Ia tak bisa berbicara bahasa Inggris dan tak mengerti apapun yang saya katakan," katanya kepada ABC.

Perempuan yang menemani mahasiswa, yang diasumsikan sang dosen sebagai teman, itu sebenarnya adalah penerjemah yang disewa untuk pertemuan tersebut.

Mahasiswa itu telah melewati tahun pertama kuliahnya tanpa kemampuan berbahasa Inggris.

"Yang sangat mengejutkan saya," kata dosen itu.

Universitas dan badan-badan industri bersikeras bahwa tak ada yang salah dalam industri pendidikan internasional Australia yang bernilai $ 32 miliar (atau setara Rp 320 triliun) per tahun, tetapi investigasi ABC telah menemukan banyak sekali mahasiswa internasional yang terlihat kesulitan untuk berkomunikasi secara efektif dalam bahasa Inggris, berpartisipasi dalam kelas, atau menyelesaikan tugas secara memadai.

Para akademisi, serta pakar ketenagakerjaan dan pendidikan mengatakan kepada ABC bahwa standar bahasa Inggris sering terlalu rendah atau bisa dikesampingkan melalui celah, dan bahwa para mahasiswa sering ditempatkan dalam situasi kelas yang penuh tekanan yang bisa menimbulkan kecurangan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News