Unjuk Rasa Itu Biasa
Minggu, 20 Juli 2008 – 08:40 WIB
Bagaimana Anda melihat pengelolaan BUMN pada pemerintahan sekarang? Kami ingin memberikan penilaian secara garis besar saja mengenai pengelolaan ekonomi pada masa SBY-JK dalam kaitannya dengan BUMN. Menurut hemat kami, kebijakan pemerintah sekarang filosofinya sama dengan mahasiswa kos-kosan. Jika uang sudah tidak mencukupi untuk menopang kehidupan, mahasiswa kos-kosan itu kan mengutang ke kanan-kiri. Jika tidak ada lagi yang mau memberikan utangan, ya terpaksa jual barang yang dimiliki, seperti jam tangan, sepatu, dan sebagainya. Begitu juga pemerintah, untuk membiayai APBN, mengutang ke lembaga atau negara donor. Jika masih belum mencukupi, ya jual-jual BUMN.
Baca Juga:
Apa tujuan dibentuknya KIB?
Kami mendeklarasikan Komite Bangkit Indonesia pada 31 Oktober 2007. Selama ini, yang memperoleh manfaat dari pembangunan ekonomi hanya 20 persen lapisan atas. Sisanya, sebagian besar tetap bergulat dalam kemiskinan. KBI menghendaki jalan baru, jalan antineokolonialisme, jalan yang lebih mandiri untuk membawa kemakmuran dan kesejahteraan mayoritas rakyat. Sejak semula kami menolak kenaikkan harga BBM karena waktunya sangat tidak tepat. Rakyat Indonesia satu tahun terakhir sudah babak belur akibat berbagai harga kebutuhan bahan pokok yang meningkat. Inflasi yang dihadapi rakyat besarnya rata-rata dua kali dari inflasi yang diumumkan pemerintah.
Apa Anda merasa dituding BIN sebagai penggerak demo antikenaikan harga BBM?
Tidak betul ada surat penetapan sebagai tersangka. Dan, tidak ada alasan (saya dijadikan tersangka gara-gara mengkritisi pemerintah). Syamsir Siregar (Kepala BIN) teman saya. Saya tidak mau komentari. Tudingan seperti itu kan pola-pola otoriter, pola Orba. Saya hadir dalam aksi itu karena saya memang bersimpati dan diundang untuk kasih orasi. Unjuk rasa di negara demokratis itu kan biasa. Mantan Presiden Fidel Ramos dan Corazon Aquino, serta Kardinal berunjuk rasa di Manila. Juga mantan Deputi PM Malaysia Anwar Ibrahim juga berunjuk rasa. Pemerintah mengatakan, kalau harga BBM tidak dinaikkan, anggaran negara akan bangkrut. Itu sebuah kebohongan publik dan menyesatkan. Masalah utama kita bukan karena harga minyak mentah di dunia naik. Tapi, masalah produksi yang anjlok sekitar 300 ribu barel selama beberapa tahun terakhir. Seandainya produksi tetap, kita malah akan senang kalau minyak mentah dunia naik karena pasti untung besar.
Kepala BIN Syamsir Siregar pernah menyebut ada mantan menteri di balik demo rusuh 24 Juni 2008. Banyak yang menduga bahwa orang yang dimaksud adalah
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor