Upaya Ketahanan Pangan Hanya Basa-basi
Jumat, 10 Desember 2010 – 18:43 WIB
Lebih lanjut, dia mengritisi klaim pemerintah SBY bahwa dalam tahun 2007 Indonesia telah swasembada pangan. Faktanya, dalam tahun yang sama pada bulan September, Oktober dan Desember Indonesia mengimpor beras masing-masing 100 ribu ton, 300 ribu ton dan 1.500 ton. Kalau memang ada perhatian yang serius pemerintah terhadap kecukupan pangan, tentu defisit pangan ini bisa diatasi dengan produksi pangan petani sendiri. Bukannya dengan cara mengimpor.
Baca Juga:
Dia mengaku bisa memahami faktor cuaca sebagai salah satu kendala produksi pangan. Namun, yang sangat dia sesalkan adalah terjadinya perubahan lahan pertanian menjadi kawasan pemukiman dan wilayah industri manufakturing.
"Dalam tahun 2009, telah terjadi alih fungsi lahan pertanian sebesar 10 ribu hektar menjadi kawasan pemukiman dan industri. Sementara diakhir tahun 2010 ini Komisi IV DPR juga menemukan 110 ribu lahan produktif pertanian dialihfungsikan menjadi kawasan industri, mall, jalan bebas hambatan dan pemukiman," tegasnya.
Akibat dari pembiaran alih-fungsi lahan pertanian tersebut, lanjutnya, sesungguhnya lahan yang dimiliki petani sudah tidak ideal lagi karena setiap petani hanya memiliki 0,2 atau 0,3 hektar lahan garapan. Dengan luas lahan tersebut, teknologi apa yang bisa digunakan untuk meningkatkan produksi beras nasional.
JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR, Ahmad Muqowam menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua Dewan Ketahanan Pangan Nasional adalah pihak
BERITA TERKAIT
- Mulai Dilepas, Ribuan Kontainer Tertahan Akibat Persetujuan Teknis
- Grab Business Forum 2024: Bahas Solusi Genjot Produktivitas Bisnis
- Sinar Mas Land & Astra Land Indonesia Berkolaborasi Kembangkan Kawasan Residensial Baru
- BRI Peduli Tebar CSR di SDN 01 dan 02 Gunung Geulis Bogor
- 50 Jurnalis dapat Beasiswa S2 dari BRI Fellowship Journalism
- Diminati Pasar, The Hudson Manhattan District Tahap 2 Dilanjutkan