Upaya Tim Peneliti UI Menawarkan Air Laut dengan Limbah Tahu-Tempe

Lebih Murah dan Mudah karena Tak Butuh Listrik

Upaya Tim Peneliti UI Menawarkan Air Laut dengan Limbah Tahu-Tempe
Tania Surya Utami menunjukkan reaktor untuk memproses air laut menjadi air tawar. Penelitiannya masih perlu disempurnakan. Foto: Miftahul Hayat/Jawa Pos

jpnn.com - Menyulap air laut menjadi air tawar sudah jamak dilakukan. Hanya, selama ini dibutuhkan biaya besar karena menyedot tenaga listrik tinggi. Tapi, di tangan Dr Tania Surya Utami bersama dua temannya sesama dosen Universitas Indonesia (UI), proses menawarkan air laut itu jadi sederhana dan murah.

Laporan M. Hilmi Setiawan, Jakarta

RUANG dosen di gedung lantai 2 kompleks Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT), UI, Kamis (2/7) terlihat cukup sibuk. Padahal, saat itu sedang libur jeda semester. Ternyata yang membuat sibuk adalah mahasiswa yang sedang berkonsultasi skripsi atau tugas akhir menjelang yudisium.

Salah seorang dosen yang sedang membimbing mahasiswa tingkat akhir itu adalah Dr Tania Surya Utami. Siang itu dia kedatangan dua mahasiswanya, Fachryan Zuhri dan Rosyida Khusniatul Arifah. ”Mereka berkonsultasi soal progres skripsinya,” ujar Tania setelah menerima dua mahasiswa tersebut.

Setelah itu, dia membeberkan karya inovasi timnya, yakni pemanfaatan mikroba dalam limbah industri tahu dan tempe untuk menawarkan air laut. Akhir Mei lalu inovasi yang digarap Tania bersama Rita Arbianti dan Dio Prakoso itu menjadi salah satu bahan simposium bertajuk Asian Federation of Biotechnology (AFOB) Regional 2015 di kampus UI Depok. Simposium internasional tersebut digelar guna mendukung pengembangan inovasi untuk ketahanan pangan dan energi.

’’Ruangan saya kecil, ayo pindah ke tempat sebelah yang lebih longgar,’’ ujar perempuan kelahiran Pekanbaru, 12 Mei 1974, tersebut.

Dia mengatakan, seharusnya yang menceritakan inovasi itu adalah tim. Sayang, siang itu Rita Arbianti dan Dio Prakoso tidak bisa bergabung. ’’Ini bukan karya pribadi, tapi karya yang dikerjakan tim,’’ tuturnya.

Tania menjelaskan, inovasi membuat air laut menjadi tawar biasa disebut dengan istilah microbial desalination cell (MDC). Inovasi itu merupakan pengembangan penelitian microbial fuel cell (MFC) yang mereka lakukan pada 2011. Merujuk namanya, dua teknologi tersebut sama-sama menggunakan kemampuan mikroba atau makhluk hidup renik.

Menyulap air laut menjadi air tawar sudah jamak dilakukan. Hanya, selama ini dibutuhkan biaya besar karena menyedot tenaga listrik tinggi. Tapi,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News