Urusan BBM, SBY Minta Politikus tak Plin-plan
Senin, 08 April 2013 – 13:47 WIB

Urusan BBM, SBY Minta Politikus tak Plin-plan
Ia khawatir beberapa pihak tertentu hanya mendukung di awal kebijakan, kemudian justru berbalik arah menyalahkan pemerintah. Terutama hal itu ia ingatkan pada partai-partai politik di parlemen. Jangan sampai soal BBM dimanfaatkan untuk kepentingan politik semata.
Baca Juga:
"Kalau semua sepakat BBM dinaikan, pilihannya sedang kita godok. Kalau nanti dijalankan dan terjadi gelombang penolakan, jangan balik kanan. Apalagi menjadi yang paling keras menentang. Sebelumnya ngomong apa, sekarang ngomong seperti apa. Ayo kita belajar menjalankan politik yang baik," tutur SBY yang langsung disambut tawa oleh jajaran menteri dan pengusaha Apindo yang hadir di acara itu.
Menurut Presiden, jika BBM naik, inflasi akan naik. Kenaikan inflasi ini, kata dia, akan mengakibatkan kemiskinan meningkat. Oleh karena itu kebijakan BBM yang diambil harus benar-benar memikirkan dampaknya untuk semua kalangan. Ia mengaku tidak ingin kebijakan soal BBM menyusahkan masyarakat.
"Mari kita satukan hati pikiran komitmen kita. Kalau ada penolakan, mungkin dari parlemen, takut dikaitkan dengan pemilu 2014, maka marilah kita bicara. Tidak fair, tidak adil kebijakan yang kita bikin ini tapi yang menderita rakyat miskin. Mari kita bikin fiskal bagus tapi orang miskin tidak menderita," pungkas SBY. (flo/jpnn)
JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan saat ini pemerintah tengah menggodok kebijakan terkait bahan bakar minyak (BBM).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- World Safety Day 2025: IWIP Perkuat Budaya K3 di Lingkungan Kerja
- Manfaatkan Fasilitas SKA, Beragam Produk Asal Majalengka Tembus Pasar Mancanegara
- Lippo Karawang Siapkan Hunian dan Komersial Terbaru, Cek di Sini Harganya
- Peluncuran COCOBOOST di Ajang Mizone Active Zone Seru
- Investasi di Bidang SDM Bikin Bank Mandiri Raih Predikat Champion of the Year dan 12 Penghargaan Bergengsi
- Bea Cukai Gagalkan Distribusi Rokok Ilegal Senilai Hampir Rp 2 Miliar, Ini Kronologinya