Ustaz HNW Sebut Indonesia Punya Potensi Perpecahan yang Luar Biasa Besar

Ustaz HNW Sebut Indonesia Punya Potensi Perpecahan yang Luar Biasa Besar
Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid dalam dialog sebelum menutup event Batam Bersyiar, Selasa (5/6/2018) malam di Dataran Welcome to Batam (WTB), Kepulauan Riau. Foto: Humas MPR RI

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengingatkan, Indonesia adalah negara yang memiliki potensi perpecahan sangat besar.

Bahkan, menurut dia, potensi tersebut lebih besar dari Uni Soviet, negara yang saat ini sudah hilang dari peta dunia. Bekas wilayah Soviet sudah menjadi negara-negara kecil yang memiliki nama sendiri-sendiri.

Padahal, dibanding Indonesia, Soviet memiliki kekuatan militer yang lebih kuat. Mereka mampu menjaga wilayahnya dari ancaman negara lain. Pada masa kejayaannya, Soviet adalah satu-satunya negara yang bisa menyaingi persenjataan militer Amerika.

Selain itu, sebagian besar wilayah Uni  Soviet merupakan daratan, sehingga lebih mudah dipantau dan diatur. Berbeda dengan Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kebanyakan wilayahnya berupa lautan.

"Keberagaman di Indonesia jauh lebih besar dibanding Uni Soviet. Indonesia terdiri dari ribuan pulau, ratusan suku bangsa dan bahasa. Selain itu, Indonesia juga memiliki keragaman agama. Semua itu membuat potensi perpecahan di Indonesia sangat tinggi," kata Hidayat menambahkan.

Pernyataan itu disampaikan Hidayat secara virtual saat menjadi pembicara pada acara Temu Tokoh Nasional / Kebangsaan di hadapan keluarga besar Yayasan Pendidikan Ruhama Depok.

Acara tersebut berlangsung di ruang pertemuan SMPIT-SMAIT Ruhama, Cilangkap, Tapos, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (5/11). Selain Hidayat, acara tersebut juga menghadirkan pembicara dari tokoh masyarakat Jawa Barat TB Soenmandjaja.

Menurut Hidayat, yang membuat Indonesia tetap bersatu, meski ancaman perpecahanya sangat besar, karena negara ini berdiri di atas kesepakatan para pendirinya.

Indonesia tetap bersatu meskipun ancaman perpecahannya sangat besar karena negara ini atas kesepakatan para pendirinya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News