Utamakan Keselamatan Siswa, Nadiem Makarim Dapat Pujian dari Senayan

Utamakan Keselamatan Siswa, Nadiem Makarim Dapat Pujian dari Senayan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Foto: Ricardo

"Zona hijau yang enam persen itu asumsi saya banyak yang merupakan daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) yang minim terpapar Covid-19 karena aksesnya terbatas dan jauh dari perkotaan. Sementara, sarana prasarana termasuk fasilitas sanitasi mungkin justru paling buruk di daerah-daerah tersebut," ujarnya.

Di sisi lain, lanjut dia, untuk melaksanakan pendidikan jarak jauh juga sulit karena akses internet terbatas.

"Oleh karena itu kabupaten/kota tersebut harus mendapatkan pemantauan khusus dari Kemendikbud, agar tidak kesulitan memenuhi checklist-nya," pungkasnya.

Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim beserta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Menteri Agama Fachrul Razi, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menggelar konferensi pers terkait Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran Baru di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/6).

Dalam pertemuan tersebut diumumkan bahwa hanya sekolah yang berada di zona hijau yang dapat menyelenggarakan pendidikan tatap muka.

"Untuk daerah zona kuning, oranye, dan merah yang mencakup 429 kabupaten/kota dilarang membuka sekolahnya. Hanya daerah yang berzona hijau yang boleh membuka sekolahnya, itu pun setelah memenuhi check list yang ketat," ujar Mas Menteri Nadiem.

Menurut data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, hingga saat ini hanya 85 kabupaten/kota yang masuk ke dalam zona hijau.

Selain itu, pembukaan sekolah juga dilakukan bertahap, mulai dari tingkat yang lebih tinggi.

Nadiem Makarim menegaskan, untuk daerah zona kuning, oranye, dan merah dilarang membuka sekolahnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News