Utang Itu Biasa, Pak Jokowi Tak Perlu Diajari Berenang

Utang Itu Biasa, Pak Jokowi Tak Perlu Diajari Berenang
Jubir PSI Bidang Ekonomi dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Jubir PSI Bidang Ekonomi dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo menilai banyak masyarakat yang masih salah kaprah soal utang pemerintah. Kondisi ini dimanfaatkan pihak-pihak yang ingin menyerang Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Dikatakannya, dalam dunia bisnis utang adalah hal biasa. Bahkan adalah keniscayaan yang tak bisa dihindari.

"Tolong carikan pengusaha sukses di muka planet bumi ini yang tidak berhutang diawalnya. Dan carikan juga negara besar dan kaya raya serta sejahtera yang tidak punya utang diawalnya," ujar Rizal dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi JPNN, Selasa (10/4).

Utang adalah cara paling efisien untuk menutupi kekurangan modal usaha. Dengan utang, pengusaha bisa melakukan terobosan yang memungkinkan terjadinya lompatan besar dari sisi aset dan kekayaan serta kesejahteraan. Demikian juga dalam mengelola negara.

Rizal mengatakan, pembangunan infrastruktur Indonesia periode 2014-2019 butuh Rp 5.000 triliun. Kebutuhan dana tersebut tidak hanya cukup dipenuhi dari APBN.

"Suka tidak suka, kita harus ngutang untuk menambal anggaran. Kecuali kita tidak ingin membangun. Papua tetap ketinggalan. Jalan trans Kalimantan tidak usah dibuat. Aceh dibiarkan terlantar. Perbatasan NTT dan Entikong dibiarkan kumuh dan penuh penyamun. Biaya logistik melonjak. Inflasi selangit," beber dia.

Yang terpenting, lanjut dia, ekonomi nasional mampu menopang beban utang tersebut. Patokannya adalah rasio antara produk domestik bruto (PDB) dengan besaran utang.

Rizal mencontohkan, pada era Orde Baru utang pemerintah hanya Rp 551,4 triliun. Namun, rasionya mencapai 57,7 persen dari PDB.

Jubir PSI Bidang Ekonomi dan Bisnis Rizal Calvary Marimbo bicara mengenai isu utang negara yang kerap dipakai untuk menyerang Presiden Jokowi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News