Utang Luar Negeri Indonesia Naik-Naik ke Puncak Gunung

Utang Luar Negeri Indonesia Naik-Naik ke Puncak Gunung
Utang luar negeri. Foto : Ricardo

Selain itu, jasa keuangan dan asuransi yang mencapai 12,8 persen, dan administrasi pemerintah, pertahanan, serta jaminan sosial wajib 11,6 persen.

Sementara itu, utang luar negeri swasta yang mencakup BUMN justru melambat atau hanya tumbuh 4,2 persen karena adanya kontraksi pertumbuhan utang lembaga keuangan.

Pada akhir April 2020, utang lembaga keuangan terkontraksi 4,8 persen, atau lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya 2,4 persen.

Dalam kondisi ini, utang perusahaan bukan lembaga keuangan mengalami peningkatan dari periode Maret 2020 sebesar 7 persen menjadi 7,3 persen pada April 2020.

Sektor swasta yang mempunyai utang luar negeri antara lain jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin, pertambangan dan penggalian serta industri pengolahan.

BI juga mencatat struktur utang luar negeri Indonesia dalam keadaan sehat yang didukung penerapan prinsip kehati-hatian dengan rasio mencapai 36,5 persen terhadap PDB.

Struktur utang juga didominasi oleh utang luar negeri berjangka panjang dengan pangsa mencapai 88,9 persen dari total utang luar negeri.

BI dan pemerintah akan terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan utang luar negeri, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

Bank Indonesia (BI) mencatatkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir April 2020 terus mengalami kenaikan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News