Utang Menumpuk, Stres Berat, Kini Omzet Rp 200 Juta
Namun, roda kehidupan, rupanya, kembali berputar dengan lebih stabil.
Berbekal uang Rp 100 ribu, Adang merintis usaha baru membuat alat musik dari bambu. Produksi pertamanya adalah biola ’’aneh’’ yang kemudian terjual Rp 1,5 juta.
Dari situ, dia lantas mengembangkan kreasinya dengan membuat gitar elektrik berbahan bambu.
Produk yang satu ini ternyata relatif lebih mudah karena suara yang dihasilkan lebih mengandalkan sistem elektrik.
’’Boleh percaya atau tidak, sampai saat ini saya sendiri tidak bisa bermain musik,’’ katanya, lantas terkekeh.
Kini usaha alat musik bambu Adang berkembang pesat. Dalam sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp 200 juta.
Adang sudah punya banyak rencana untuk pengembangan unit usaha lain di bawah bendera brand VirageAwie yang berarti hanya bambu. ’’Kunci utamanya ada pada laminasi,’’ jelasnya.
Dari bahan bilah bambu laminasi itu, kata Adang, bisa dibuat aneka macam perabot dan pernak-pernik aksesori.
Bambu bisa menjadi barang bernilai ekonomi tinggi. Bahkan, di tangan Adang Muhidin, bambu dikreasi menjadi alat musik modern.
- Tisu Bambu Ramah Lingkungan, Cocok untuk Kesehatan dan Kecantikan
- Donner Music Ekspansi Bisnis ke Asia Tenggara, Indonesia Masuk Target Market
- Wamen LHK: Penanaman Pohon dan Pembangunan Kebun Raya Bambu di Magetan Wujud Keberlanjutan Lingkungan
- Melestarikan Bambu di Indonesia, KEHATI & CIMB Niaga Sasar Ponpes
- Berkat Santri Ganjar, Mahasiswa Bisa Buka Peluang Usaha Melalui Olahan Bambu
- Kang Arief Perkenalkan Tumbler Terbuat dari Bambu Kepada Megawati di Rakernas PDIP