Utha Likumahua, Meninggal setelah 76 Hari Berjuang Melawan Stroke

Sempat Pamit Anak, Bilang Sayang Keluarga

Utha Likumahua, Meninggal setelah 76 Hari Berjuang Melawan Stroke
Utha Likumahua. Foto : Dokumentasi Pribadi

Operasi pengangkatan tempurung kepala berhasil. Pelantun lagu Puncak Asmara itu akhirnya dipindahkan ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Di sini kondisinya terus membaik. Bahkan, dia sempat menyanyikan tiga lagu ketika dijenguk Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pada 25 Agustus lalu.

Beberapa hari setelah itu Utha bahkan diperbolehkan pulang. "Waktu di rumah kondisinya membaik. Makan nasi mau, buah masih suka. Keluhannya hanya badan pegal-pegal karena kurang bergerak. Sebelum sakit kan beliau sering olahraga, terutama naik sepeda," papar Iyem, pembantu rumah tangga Utha, di kediaman Utha kawasan Ciputat, Tangerang Selatan, kemarin (14/9).

Dukungan untuk kesembuhan Utha datang dari berbagai kalangan. Sejumlah musikus menggalang dana untuk pengobatan melalui pentas Charity Melody for Utha. Hampir setiap hari, musisi, wartawan, pengusaha, hingga pejabat mengunjungi dan mencoba memberinya semangat. "Kalau ada yang datang menjenguk, siapa saja yang datang, dia pasti menangis," kata istri Utha, Debbie.

Di rumah, kondisi Utha semakin membaik. Karena itu, pada 5 September 2011 lalu, dia kembali masuk rumah sakit untuk persiapan operasi cranioplasty atau penggantian kulit sintetis yang menutup tempurung kepalanya dengan titanium. Operasi pun berhasil dilakukan pada 8 September, sebelum akhirnya kondisinya menurun pada Senin (12/9), dan koma hingga mengembuskan napas terakhir pada Selasa kemarin (13/9) pukul 13.11. "Bang Utha sudah pergi," tutur Debbie sambil terisak, ketika mengabarkan kepergian suaminya kepada sejumlah wartawan yang menghubunginya.

Setelah 76 hari berjuang melawan penyakit stroke yang dideritanya, penyanyi senior Utha Likumahua kemarin (13/9) tutup usia. Seminggu sebelumnya,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News