Vote Komodo Hanya Akal-Akalan

Di Swiss, Yayasan N7W Tak Dikenal

Vote Komodo Hanya Akal-Akalan
Vote Komodo Hanya Akal-Akalan
Menurut Djoko, karena dubes sebelumnya tidak pernah menyinggung-nyinggung soal N7W meski sertifikat sudah dikirim, dia pun tidak pernah memperhatikan sertifikat tersebut. Dia baru berupaya mencari informasi ketika polemik muncul di tanah air. Yakni, ketika pihak kemenbudpar saat itu menarik diri dari ajang N7W karena dimintai duit dalam jumlah besar, USD 10 juta.

   

"Sejak itu saya tanya ke staf. Baru saya diberitahu ada sertifikat tersebut. Sejak itu saya intens mencari informasi ke beberapa pihak atau kolega saya di Swiss. Tapi, semuanya tidak ada yang tahu," jelasnya. "Bayangkan, ajang internasional, beralamat di Zurich, Swiss, tapi orang Swiss tidak tahu. Penyerahan sertifikat ini pun hanya via pos. Apa pantas itu disebut kredibel" katanya setengah bertanya.

   

Bukan hanya itu, Djoko juga sempat mengunjungi beberapa koran berpengaruh, baik yang berkantor di Zurich, Bern, maupun di kota-kota besar lainnya di Swiss. Tapi, tidak satu pun koran tersebut yang pernah memberitakan N7W. "Saya malah ditanya balik, apa itu new seven wonder, dan siapa itu Bernard Weber," sambungnya.

     

Puncak kecurigaan bisnis akal-akalan Bernar Weber yang mengerjai pemerintah berbagai Negara itu terjadi pada akhir April 2011. Saat itu, Kemenbudpar mengirim beberapa orang  dari kantor pengacara Lubis, Santosa & Maulana,  milik pencara kondang Todung Mulya Lubis untuk menyelidiki kantor yayasan N7W di Zurich.

ZURICH - Polemik Yayasan The New Seven Wonders of the World (N7W) yang mengaudisi tujuh keajaiban dunia baru kembali mencuat. Selain tidak diakui

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News