Wabah COVID-19 di Malaysia Terus Memburuk saat Para Politikus Berebut Kursi

Wabah COVID-19 di Malaysia Terus Memburuk saat Para Politikus Berebut Kursi
Lebih dari 12 ribu warga Malaysia meninggal menjadi korban COVID sejak pandemi dimulai tahun 2020. (AFP: Mat Zain/NurPhoto)

"Tidak mudah juga berjualan karena banyak orang lain yang juga memulai bisnis untuk kelangsungan hidup mereka," katanya.

Tingkat vaksinasi di Malaysia cukup tinggi

Salah satu harapan yang ada adalah Malaysia memiliki tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dari banyak negara tetangganya, termasuk Australia.

Pada awalnya, program vaksinasi Malaysia mendapat banyak kritikan, tetapi sekarang vaksinasi sudah dipercepat setelah adanya beberapa pusat vaksinasi massal.

Lebih dari 50 persen populasi Malaysia sudah menerima dosis pertama vaksin, dan 30 persen di antaranya sudah mendapatkan vaksinasi penuh.

Mereka yang sudah divaksinasi penuh di beberapa negara bagian di Malaysia sudah mendapat pengecualian dari lockdown, termasuk boleh makan di restoran.

Namun sekarang ada kekhawatiran akan ketergantungan kepada pusat vaksinasi massal yang bisa menjadi tempat penyebaran kasus baru.

Bulan Juli, sebuah pusat vaksinasi di Kuala Lumpur harus ditutup setelah 204 staf dan relawan di sana terkena COVID.

"Satu-satunya cara untuk mendapatkan vaksinasi adalah mengunjungi pusat vaksinasi massal tersebut," kata Dr Syed.

PM Malaysia Muhyiddin Yassin mengundurkan diri setelah kehilangan dukungan mayoritas di parlemen, menyusul ketidakpuasan publik dalam cara pemerintah menangani COVID

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News