Waduh! Pengamat Transportasi Sebut Tragedi Metro Mini vs KRL Sudah Terencana

Waduh! Pengamat Transportasi Sebut Tragedi Metro Mini vs KRL Sudah Terencana
Ilustrasi. Foto: dok/video JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Kecelakaan maut antara metro mini B80 vs Kereta Rel Listrik (KRL) di Muara Angke, Jakarta, pada Minggu, (6/12) kemarin mendapat perhatian sejumlah pihak. 

Pengamat Transportasi, Yayat Supriyatna mengungkapkan sebenarnya kecelakaan itu secara tak langsung sudah direncanakan.

Menurut Yayat, pemerintah dan stake holder memiliki kemampuan secara finansial dan tenaga untuk menghindari kecelakaan maut itu. "Itu persoalan mental, kalau tidak mau tertabrak buatlah underpass dan flyover," tegas Yayat, Senin (7/12). 

Selain pembangunan underpass atau flyover, Yayat menuturkan bahwa sopir angkutan umum sudah terbiasa dengan atmosfer kejar setoran. Yayat menyebut fenomena itu dengan "mental terabas" atau curi-curi kesempatan. Oleh sebab itu, ada pikiran mudah-mudahan bisa lewat. Meskipun ada petugas, para sopir enggan menghiraukannya.

"Saya mengharapkan sistem setoran segera diganti dengan sistem rupiah per kilometer," terangnya.

Selain itu, tukas Yayat, hal yang menunjang kecelakaan kendaraan umum adalah manajemen perekrutan sopir yang tidak selektif. Tidak terdapat standar khusus, sehingga banyaknya sopir tembak berkeliaran. 

Memang tidak menutup kemungkinan kasus serupa dapat terjadi di angkutan massal milik pemerintah. Seperti kasus tabrakan busway dengan kereta api akibat memainkan handphone. (mg4/jpnn)


JAKARTA - Kecelakaan maut antara metro mini B80 vs Kereta Rel Listrik (KRL) di Muara Angke, Jakarta, pada Minggu, (6/12) kemarin mendapat perhatian


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News