Waduh, Sidoarjo Masuk Wilayah Potensi Puting Beliung

Waduh, Sidoarjo Masuk Wilayah Potensi Puting Beliung
Ilustrasi. FOTO : Jawa Pos

jpnn.com, SIDOARJO - Upaya Pemkab Sidoarjo membantu warganya yang terkena bencana puting beliung terus dilakukan. Salah satunya dengan memberikan bahan material bagi warga yang terkena dampak di delapan desa di Kecamatan Tulangan. Pemkab berharap rekonstruksi rumah rusak bisa cepat tuntas. Di sisi lain, DPRD berharap ke depan alokasi anggaran untuk musibah diperbesar.

Menurut Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Sidoarjo Dwidjo Prawito, pembenahan rumah rusak di Kecamatan Tulangan terus dikerjakan. Setiap hari tim BPBD dengan dibantu para relawan mengirim bahan material ke desa-desa terdampak. ''Namun, jumlahnya memang belum banyak,'' terangnya kemarin.

Dwidjo berharap organisasi masyarakat (ormas) atau pihak ketiga juga ikut membantu pemulihan kondisi di Kecamatan Tulangan. Bantuan bisa langsung diserahkan ke posko di Desa Kajeksan.

Khusus rumah rusak berat, lanjut dia, pihaknya masih melakukan telaah. Saat ini ada empat rumah yang masuk kategori rusak parah. Yakni, dua rumah di Desa Kajeksan dan dua rumah di Desa Kemantren. Untuk mempercepat verifikasi, BPBD menggandeng dinas pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR). ''Agar lebih detail,'' jelasnya.

Sementara itu, dewan menilai jumlah anggaran tidak tersangka di APBD yang dialokasikan pemkab terbilang sangat minim. Tahun ini nilainya hanya sekitar Rp 10 miliar. Dana itu pun sudah digunakan untuk pembenahan sejumlah kawasan terdampak puting beliung di beberapa kecamatan seperti Waru. Kabarnya, saat ini anggaran yang tersisa Rp 5 miliar.

Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo Wijono menyatakan, idealnya anggaran tidak tersangka di Sidoarjo mencapai Rp 30 miliar. Nilai tersebut disesuaikan luas wilayah dan potensi musibah yang terjadi. ''Tahun lalu, Sidoarjo juga diterjang banjir dan kemudian puting beliung beberapa kali,'' tegasnya.

Wijono menjelaskan, minimnya anggaran tidak tersangka tentu dapat menyulitkan pemkab sendiri. Sebab, tidak tetutup kemungkinan musibah kembali terjadi. ''Tentu kita tidak berharap. Namun, kalau ada puting beliung atau banjir yang butuh bantuan lagi, tidak ada anggaran untuk membantu kanrepot?'' ungkapnya.

Karena itu, pihaknya sepakat tahun depan alokasi anggaran tidak tersangka tersebut ditambah. Toh, jika tidak terpakai, anggaran itu akan kembali ke kas daerah. ''Sebagai upaya antisipasi saja,'' ucap Wijono.

Total ribuan rumah rusak. Baik ringan maupun berat. November tahun lalu, misalnya. Angin kencang menerjang tiga desa di Kecamatan Waru

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News