Wahai Negara-Negara Arab, Kalian kok Diam Saja!

Wahai Negara-Negara Arab, Kalian kok Diam Saja!
Imigran Syria yang mencari suaka ke negara di Eropa. FOTO: AFP

''Saat ini sudah hampir separo penduduk Syria yang telantar akibat kekerasan. Tidak hanya telantar di luar negeri, mereka juga tersia-siakan di dalam negeri,'' terang PBB dalam laporan terbarunya tentang pengungsi. 

Jumlah penduduk Syria yang telantar itu mencapai lebih dari 20 juta jiwa. Angka tersebut sebanding dengan jumlah separo populasi Syria sebelum terjerumus dalam perang sipil empat tahun lalu.

Mereka rata-rata mengungsi ke Turki, Lebanon, Jordania, Mesir, dan Iraq. Saat ini jumlah yang ditampung di lima negara itu sudah lebih dari 3,5 juta orang. Kendati bisa diterobos lewat jalur darat, para pengungsi dan pencari suaka asal Syria tersebut tidak bisa melanjutkan pelariannya ke Saudi yang berbatasan langsung dengan Iraq dan Jordania.  

''Masalah utamanya ada pada penampungan. Negara-negara Teluk benar-benar tidak mau membuka diri mereka kepada para pengungsi dan pencari suaka,'' kata Geoffrey Mock, pakar tentang Syria pada Amnesti Internasional (AI) Amerika Serikat (AS). Sikap tersebut, menurut dia, sangat memalukan. Sebagai tetangga, negara-negara Teluk seharusnya justru menjadi yang pertama mengulurkan tangan.

Dalam laporan tahunannya, AI mengkritik Qatar, UEA, Saudi, Kuwait, Oman, dan Bahrain yang diam saja melihat krisis kemanusiaan di Syria. 

Apalagi, selama ini negara-negara itu selalu menerima kedatangan kaum pekerja dari negara-negara Arab lainnya. Termasuk Syria. Saat ini ada sekitar 500.000 warga Syria yang bekerja di Saudi. Sementara itu, Kuwait mempekerjakan sekitar 12.000 warga Syria.

''Mereka khawatir jika kehadiran pengungsi atau pencari suaka akan mengguncang stabilitas sosial-ekonomi penduduknya,'' ungkap Luay Al Khatteeb dari Brookings Institution. Selain itu, sistem politik yang berlaku di negara-negara Teluk memang tidak memberi celah bagi mereka untuk menampung pengungsi dan pencari suaka. 

Michael Stephens, pengamat politik internasional, menyatakan bahwa negara-negara Teluk sengaja menutup pintu mereka rapat-rapat karena waswas dengan ancaman massa Presiden Bashar al-Assad. 

DI saat negara-negara Eropa kewalahan mengatasi derasnya arus pengungsi dan pencari suaka dari kawasan Timur Tengah, khususnya Syria, negara-negara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News