Waka MPR Ibas Berharap Tukin Segera Dicairkan Demi Kesejahteraan Dosen di Indonesia

"Mencakup keterlambatan pembayaran, ketimpangan antara dosen Kemendikbud dan dosen Kemenag, serta tidak meratanya tukin bagi dosen yang belum tersertifikasi," ungkap Ibas.
Berdasarkan data Kemendikbudristek pada 2023 tercatat lebih 183 ribu dosen yang masih menunggu pembayaran tukin.
Total kebutuhan anggarannya mencapai Rp 70,3 triliun.
Ibas membandingkan gaji dan tunjangan dosen-dosen dari negara lain.
Dosen di Australia, Singapura, Jepang, mendapat tunjangan sangat tinggi.
"Di Australia itu Rp 90 juta, di Singapura sekitar Rp 70 juta, di Jepang sekitar Rp 40 juta, sementara Indonesia ini masih cukup minimalis," papar Ibas.
Ketua Fraksi Demokrat di DPR itu mengajak wakil rakyat lainnya terus mendorong, memperhatikan, dan memastikan agar tukin dosen segera dicairkan.
Harapannya, ada juga peningkatan tidak hanya dari tukin, tetapi kesejahteraan dosen secara berkelanjutan.
Waka MPR Ibas berbicara pentingnya meningkatkan kesejahteraan dosen dalam diskusi kebangsaan bertajuk 'Dosen Sejahtera, Riset Bermakna, Pendidikan Berkualitas'
- Hidayat Nur Wahid Serukan Konsistensi Perjuangkan Palestina Merdeka di Milad ke-23 PKS
- Beri Kuliah Program Doktor, Bamsoet Ingatkan Pentingnya Keseimbangan Demokrasi dan Hukum
- Waka MPR: Upaya Pemberdayaan Perempuan Bagian Langkah Strategis
- Hardiknas 2025, Untar Gelar Untarian Awards untuk Dosen hingga Mahasiswa Berprestasi
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Bertemu Rektor Univesiti Malaya, Ibas: Pentingnya Sinergi Akademik Lintas Bangsa