Wakil Indonesia, Maria Anita Beraudiensi dengan Paus Fransiskus, Angkat Pernikahan Beda Agama

Generasi muda di Indonesia menghadapi dilema interfaith relationship, antara meninggalkan gereja atau membangun keluarga dengan latar belakang agama berbeda.
"Dibutuhkan bimbingan gereja untuk pembentukan iman yang sesuai dengan perkembangan kehidupan dan konteks interfaith dan interreligious,” ungkapnya dalam keterangannya, Senin (24/6).
Selain itu, Maria juga menyampaikan masalah kesehatan mental generasi muda. Ia menanyakan bagaimana Gereja dapat merespons dan memberikan dukungan untuk menjaga kesehatan mental dan fisik generasi muda.
Masalah kesehatan mental sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku orang muda. Hal ini terkait dengan masalah komunikasi dan masalah ekonomi dalam keluarga.
"Keduanya yang berdampak besar pada kehidupan kaum muda, terutama dalam akses pendidikan dan fasilitas kesehatan yang memadai,” tuturnya.
Paus Fransiskus memberikan tanggapan hangatnya dan menyadari betapa sulitnya kaum muda Katolik untuk berpartisipasi dan memiliki sense of belonging di masyarakat.
Bapa Suci mendorong kaum muda untuk berpegang teguh pada iman dan menjaga hati mereka tetap terhubung dengan doa.
Dengan melakukan hal ini, kata Paus, akan membantu dalam hal interfaith dialog dan memungkinkan kam muda Katolik untuk selalu berinteraksi dengan orang lain secara lebih efektif.
Wakil Indonesia, Maria Anita beraudiensi dengan Paus Fransiskus, angkat pernikahan beda agama
- Gubernur Jateng Akan Kuliahkan 100 Mahasiswa ke Korea Selatan
- Mahasiswa Merusuh saat May Day, Buruh Demak Dukung Polisi Bertindak
- Kelompok Anarko Dalang Kerusuhan Hari Buruh di Semarang, 6 Mahasiswa Jadi Tersangka
- Tersangka Kerusuhan May Day Semarang Terancam 7 Tahun Penjara
- LSM dan Mahasiswa Dinilai Berperan Penting sebagai Penyeimbang Kekuasaan
- Beban Ekonomi Makin Berat, Masyarakat Rela Mengantre demi Beras Gratis di Kampus UBK