Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid Sosialisasikan Empat Pilar MPR RI kepada Masyarakat Riau
Sebab, ujar dia, Riau pernah memiliki raja dan kerajaan yang berani mengorbankan harta dan kehormatannya untuk mendukung NKRI yakni Sultan Syarif Kasim II, raja dari Kerajaan Siak Sri Indrapura Riau.
Menurutnya, beberapa waktu setelah proklamasi 17 Agustus Sultan Syarif Kasim II menyerahkan kedaulatan kerajaan yang dipimpinnya kepada pemerintah NKRI di Jakarta.
Ia menambahkan Sultan Syarif Kasim II memilih bergabung dengan NKRI.
Sultan Syarif Kasim II juga menyerahkan tanah, mahkota kerajaan berbahan emas serta uang sebesar 13 juta gulden atau setara Rp 1,3 triliun.
Menurutnya lagi, Riau juga menjadi alasan bagi para pemuda-pemudi Indonesia menghadirkan khidmat kebijaksanaan yang luar biasa pada 1928.
“Yaitu, menjadikan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan. Padahal bahasa Melayu tidak dipakai sebanyak bahasa Jawa, tetapi orang Jawa rela demi persatuan dan kesatuan menjadikan bahasa Indoneaia yang bersumber dari bahasa Melayu menjadi bahasa nasional,” jelas HNW.
Dia mengatakan sejak peristiwa Sumpah Pemuda, Bangsa Indonesia memiliki bahasa nasional yang berlaku hingga kini.
Bandingkan dengan Filipina yang sampai hari ini tidak memiliki bahasa nasional. Mereka memakai bahasa Inggris sebagai bahasa sehari-hari. Padahal, Inggris merupakan penjajah Filipina.
Hidayat Nur Wahid meluruskan istilah terkait Empat Pilar. Hidayat menyatakan yang benar adalah Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, bukan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan dan Sosialisasi Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara.
- Waka MPR: Kasus Pornografi Anak Harus Segera Ditangani dengan Masif dan Terukur
- Wakil Ketua MPR Fadel Muhammad Ajak Rakyat Indonesia Menjaga Harmonisasi Usai Pemilu
- Sarasehan Kehumasan MPR, Fadel Muhammad Menyapa Rakyat Gorontalo di Momen Idulfitri
- Lestari Moerdijat Harap Pengembangan Sektor UMKM Harus Sinergi dengan Potensi Desa
- Lestari Moerdijat: Penurunan Angka Urbanisasi Harus Konsisten Dilanjutkan
- Fadel Muhammad Berharap Tradisi Lebaran Ketupat di Gorontalo Dijaga Agar Jangan Punah